Pagi ini, IHSG ditutup dengan catatan merah. Aksi ambil untung atau profit taking membebani pasar, membuat indeks utama Bursa Efek Indonesia itu turun 27,20 poin (0,31%) ke level 8.673,72 di jeda sesi pertama perdagangan Kamis.
Padahal, pergerakannya cukup dinamis. Indeks sempat menyentuh rekor tertinggi baru alias all time high di angka 8.776,97 sebelum akhirnya turun dan bergerak di kisaran 8.662,05. Menurut pantauan di layar, sentimen jual akhirnya mendominasi.
Transaksi pagi ini cukup ramai, dengan nilai mencapai Rp19,71 triliun dan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 39,70 miliar lembar. Dari seluruh emiten yang bergerak, 239 saham menguat, sementara 449 lainnya terperosok. Sisanya, 269 saham, cenderung datar tanpa perubahan berarti.
Kalau dilihat per sektor, gambarnya beragam. Sektor energi jadi penyelamat, melesat 2,41% dan memimpin penguatan. Sektor siklikal juga ikut menghijau, meski dengan kenaikan yang lebih moderat di 0,71%.
Namun begitu, tekanan justru datang dari sektor lain. Sektor non-siklikal ambruk 1,47%, diikuti infrastruktur yang melemah 0,74% dan transportasi yang anjlok 1,37%. Indeks-indeks lainnya, seperti LQ45, IDX30, dan IDX80, juga ikut-ikutan melemah, mengikuti tren utama IHSG.
Beberapa saham besar di LQ45 jadi korban profit taking. NCKL (Trimegah Bangun Persada) terpangkas 4,41% ke Rp975.
Artikel Terkait
Dari Warung Kopi ke Jaringan Fiber Optik: Kisah Transformasi Spektakuler WIFI
IHSG Tergelincir ke Zona Merah, LQ45 Justra Angkat Bicara
ESDM dan Pelaku Usaha Gas Bersuara: Manajemen Risiko Jadi Penopang Bisnis Energi
Whoosh Gelar Diskon Akhir Tahun, Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Turun Rp25 Ribu