Bagi para debitur yang terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, ada kabar yang mungkin bisa sedikit meringankan beban. Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) membuka opsi untuk hapus tagih atau hapus buku. Intinya, ada ruang untuk keringanan.
Namun begitu, prosesnya tidak serta merta. Menurut Ketua Umum Perbanas, Hery Gunardi, bank-bank anggota khususnya Himbara di wilayah Sumatera masih sibuk menghimpun data. Mereka ingin memastikan siapa saja debitur yang benar-benar terdampak langsung.
“Semua tidak hanya KUR, tapi juga kita lihat kan ada kredit yang lain, kredit konsumtif juga ada, KPR,”
ujar Hery dalam sebuah konferensi pers di Gedung BRI, Jakarta, Rabu lalu.
Pengumpulan datanya sendiri dilakukan secara detail. Tujuannya jelas: untuk melihat kondisi riil usaha dan aset nasabah di lapangan. Apakah masih tersisa atau sudah hancur.
“Jadi artinya usahanya benar-benar tidak bisa jalan lagi, kena banjir, tokonya hilang, atau usahanya hanyut dibawa air,”
katanya menerangkan.
“Tentunya perbankan punya cara untuk tidak memberatkan debiturnya.”
Artikel Terkait
Arsari Group Masuk ke COIN, Saham Malah Anjlok 11%
Dari Kartu Telepon ke Raksasa Digital: Saham Moratelindo Melonjak 440% dalam Sebulan
Stok Sawit Tembus Tertinggi 6,5 Tahun, Harga CPO Tertekan
CSRA Pastikan Banjir Sumut Tak Ganggu Produksi Sawit