Ekonomi Indonesia Melaju: Optimisme 6% hingga Mimpi 8% di Tengah Badai Global

- Rabu, 10 Desember 2025 | 10:06 WIB
Ekonomi Indonesia Melaju: Optimisme 6% hingga Mimpi 8% di Tengah Badai Global

Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih menggelayut, ada optimisme yang kuat mengenai ketahanan perekonomian nasional. Tantangan seperti ketegangan politik dan perang dagang memang masih ada, dan proteksionisme terutama dari AS diprediksi bakal berlanjut. Tapi, menurut sejumlah analis, Indonesia punya fondasi yang cukup solid untuk menghadapinya.

Konsumsi domestik yang kuat disebut-sebut sebagai penyangga utama. Ditambah lagi, program-program unggulan pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dinilai memberikan kontribusi nyata. Piter Abdullah, Ekonom sekaligus Policy and Program Director Lembaga Riset Prasasti, melihat fondasi ini cukup kokoh.

“Bisa lho. Jangankan 6 persen, lebih dari 6 persen pun bisa. Tapi apa yang akan kita kerjakan di tahun depan itu yang akan menentukan,”

Demikian penegasan Piter saat berbincang dengan media, Senin lalu. Dia bahkan berani melangkah lebih jauh. Menurutnya, jika semua program dijalankan dengan konsisten dan sungguh-sungguh, target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo untuk 2029 bukanlah hal yang mustahil.

“Tapi sekali lagi, programnya yang tepat dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, termasuk MBG dan Koperasi Merah Putih,” sebutnya.

Optimisme serupa, meski dengan angka yang sedikit lebih rendah, datang dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Meski APBN 2026 mematok target 5,4 persen, Purbaya merasa angka 6 persen tahun depan sangat mungkin tercapai.

“Tahun depan saya harapkan, saya perkirakan akan tumbuh lebih cepat lagi, mungkin di kisaran 6 persen. Jadi kelihatannya kalau kebijakan yang sekarang dijalankan terus dengan baik, kita berada di arah yang benar,”

katanya.

Dukungan juga datang dari sisi moneter. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan komitmen bank sentral untuk lebih 'all out' mendorong pertumbuhan di tahun depan.

“Tahun depan kami akan lebih all out lagi. Masih ada ruang penurunan suku bunga, tunggu. MBG, Koperasi Desa Merah Putih, Perumahan Rakyat, kami dukung. Sebagian SBN kami beli untuk membantu biaya bunga yang rendah,”

ujar Perry.

Dampak Nyata MBG dan Kopdes

Rupanya, kontribusi program-program itu bukan sekadar wacana. Data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk kuartal III-2025 sudah menunjukkan jejaknya. Moh Edy Mahmud, Deputi BPS, menyebut MBG telah turut menopang pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,04 persen pada periode tersebut.


Halaman:

Komentar