Harga emas dunia sedikit melemah di awal pekan ini. Investor tampaknya memilih bersikap hati-hati, menunggu isyarat dari rapat Federal Reserve yang akan datang dan pernyataan Jerome Powell. Semua mata tertuju ke arah kebijakan moneter AS ke depan.
Pada perdagangan Senin, harga emas spot tercatat turun 0,2 persen, berada di level USD 4.189,49 per troy ons. Pergerakannya memang tipis, tapi cukup mencerminkan suasana tunggu dan lihat yang melanda pasar.
“Pasar tengah menunggu keputusan The Fed dan panduan kebijakan selanjutnya,” jelas Peter Grant, wakil presiden sekaligus analis logam senior di Zaner Metals.
Grant tetap optimis. Menurutnya, emas punya fundamental yang kuat, didukung pembelian aktif bank sentral. Ia bahkan melihat peluang harga merangkak naik menuju USD 5.000 per troy ons di kuartal pertama 2026. Peluang itu, katanya, cukup terbuka.
Nah, soal suku bunga, pasar sudah punya ekspektasi jelas. Pemangkasan 25 basis poin diperkirakan bakal terjadi dengan probabilitas hampir 90 persen angka yang jauh lebih tinggi ketimbang perkiraan November lalu yang cuma 66 persen. FOMC akan menggelar pertemuan terakhir tahun ini pada Rabu, lengkap dengan konferensi pers Powell. Logikanya sederhana: suku bunga yang lebih rendah biasanya bikin emas, aset tanpa imbal hasil, makin menarik.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik belum juga reda. Baru-baru ini, para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris menunjukkan dukungan kuat kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pertemuan di London. Ini terjadi di tengah desakan AS agar Ukraina mempertimbangkan proposal perdamaian dengan Rusia. Situasi seperti ini, di mana ketidakpastian mengemuka, kerap jadi pendorong bagi emas sebagai aset lindung nilai.
Artikel Terkait
Helikopter Angkut Tabung Gas, Pertamina Terobos Isolasi Bener Meriah
Waskita Beton Pacu Pendapatan ke Rp2,1 Triliun di Tengah Upaya Restrukturisasi
Putin Tawarkan Bantuan Nuklir ke Prabowo dalam Pertemuan Hangat di Kremlin
Gudang Marunda Blibli Beroperasi 24 Jam, Pacu Pengiriman Hanya 6 Jam