Mengapa Banyak Pelatihan ASN Tidak Berdampak?
Beberapa faktor menyebabkan pelatihan ASN kurang berdampak:
- Kurikulum tidak sesuai dengan konteks pekerjaan sehari-hari
- Pelatihan diperlakukan sebagai acara tahunan formal
- Ukuran keberhasilan hanya jumlah peserta dan jam belajar
- Fokus pada materi kurikulum bukan solusi pekerjaan
Pola ini sudah ketinggalan zaman. Berbagai kajian seperti Work-Integrated Learning, Collaborative Workplace Learning, dan Learning in The Flow of Work menunjukkan orang belajar paling efektif saat memecahkan persoalan nyata. Konsep ASN Corporate University mengadopsi prinsip pembelajaran 10:20:70: 10% dari pelatihan formal, 20% dari pembelajaran sosial, dan 70% dari praktik kerja langsung.
Pembelajaran dalam Alur Kerja
Pelatihan ASN tidak boleh berdiri terpisah dari pekerjaan. Sesuai UU ASN 2023, pembelajaran harus terintegrasi dengan pekerjaan itu sendiri. Pembelajaran terjadi ketika ASN menyusun laporan, menghadapi masyarakat, mengelola data, memperbaiki SOP, atau berkoordinasi lintas unit.
Belajar terjadi melalui diskusi tim, umpan balik atasan, atau analisis kegagalan program. Belajar bukan lagi pergi ke kelas, tetapi bagian dari cara bekerja. Inilah esensi pembelajaran terintegrasi: belajar sambil bekerja, bekerja sambil belajar.
Model Baru: Integrated Learning Operating Model for ASN
Dari refleksi panjang dan praktik terbaik, muncul model pembelajaran baru untuk birokrasi modern. Integrated Learning Operating Model for ASN menempatkan pelatihan sebagai mesin perbaikan kinerja organisasi dengan lima prinsip utama:
- Pembelajaran dimulai dari masalah organisasi nyata
- Pembelajaran berlangsung dalam alur kerja ASN
- Pembelajaran bersifat kolaboratif seperti kerja tim birokrasi
- Pembelajaran eksperiensial dan reflektif
- Pembelajaran menghasilkan dampak terukur
Model ini revolusioner karena belajar bukan interupsi pekerjaan, tetapi cara memperbaiki pekerjaan.
Masa Depan ASN: Pembelajar yang Bekerja
Indonesia membutuhkan ASN adaptif, inovatif, dan mampu memecahkan persoalan publik yang kompleks. Pelatihan harus menjadi katalis perubahan cara bekerja. Jika ingin birokrasi responsif, pelatihan harus diarahkan pada pemecahan persoalan publik nyata. Jika ingin pelayanan publik meningkat, pelatihan harus menyentuh proses kerja langsung.
Transformasi ini mengajarkan satu prinsip fundamental: Belajar adalah cara kita bekerja. Dan bekerja adalah cara kita memberi dampak bagi masyarakat.
Artikel Terkait
Sensus Ekonomi 2026: Peta Lengkap & Strategi Dongkrak Ekonomi Indonesia
PGN Butuh 19 Kargo LNG pada 2026, 5 Kargo Masih Dibahas dengan ESDM
Pertamina Blokir 394.000 Kendaraan Demi Subsidi BBM Tepat Sasaran
Waspada Modus Kecurangan PPh Final 0,5%: Ditjen Pajak Akan Perketat Aturan