Semangat wirausaha telah tertanam dalam diri Yudiana Lyn sejak usia dini, berkat lingkungan keluarganya yang akrab dengan dunia bisnis. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia memulai karir dengan berjualan pakaian anak dan kemudian beralih menjadi importir.
Kemampuan berbahasa Mandarin yang dimilikinya menjadi aset berharga untuk membangun komunikasi langsung dengan pabrik-pabrik di luar negeri. Pada masa itu, ia berhasil menangkap peluang emas ketika permintaan pasar terhadap barang impor sedang berada di puncaknya.
Namun, di balik kesuksesan bisnis impornya, ada satu ambisi yang belum tercapai: keinginan kuat untuk membangun sebuah usaha yang mampu menggali dan mengembangkan potensi dalam negeri.
"Saya selalu menyampaikan keinginan saya kepada suami, untuk memiliki bisnis yang dapat mengolah potensi lokal. Bahkan, jika memungkinkan, kita yang mengekspor, bukan mengimpor," kenang Yudiana dalam sebuah percakapan dengan media.
Momen Pandemi Sebagai Awal Perubahan
Masa pandemi menjadi titik balik penting bagi Yudiana, seorang wanita yang berasal dari Selat Panjang, Riau. Bisnis impornya yang sangat bergantung pada pasokan dari luar negeri sempat terhenti total karena kebijakan lockdown. Justru dalam situasi yang penuh tantangan ini, ia menemukan visi yang lebih jelas untuk kembali ke akar dan fokus mengembangkan produk lokal Indonesia.
Visi inilah yang kemudian melahirkan homLiv, sebuah merek perlengkapan dapur berbahan dasar kayu yang kini semakin populer di tanah air. Yudiana berhasil mengidentifikasi dan memanfaatkan tren alat masak kayu yang dianggap lebih sehat serta ramah lingkungan.
Saat ini, homLiv telah dilengkapi dengan berbagai sertifikasi penting seperti Halal, SNI ISO 9001, dan ISO 14000. Pencapaian tertingginya adalah menjadi brand alat masak kayu halal pertama di Indonesia yang berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Komitmen Nyata Pemberdayaan Pengrajin Desa Krebet
Keberadaan homLiv tidak hanya sebatas bisnis semata, tetapi juga merupakan perwujudan nyata dari komitmen Yudiana dalam memberdayakan komunitas lokal. Proses produksi homLiv berpusat di DI Yogyakarta dan melibatkan para pengrajin terampil dari Desa Wisata Krebet, Bantul, sebuah daerah yang terkenal dengan warisan seni batik kayu.
Artikel Terkait
Harga CPO Rebound: Analisis Lengkap Penyebab & Proyeksi 2024-2026
Utang WIKA Rp 29 Triliun: Strategi Restrukturisasi 2026 dan Rencana Pemulihan
PT KAI Targetkan Pengembangan Kereta Api Luar Jawa Mulai 2026, Fokus Sumatera-Kalimantan-Sulawesi
Daftar Pemegang Saham Mayoritas Grab (GRAB): Uber, Toyota, dan Lainnya