Geliat Tsinghua University Guncang Hegemoni AS di Kancah Kecerdasan Buatan

- Jumat, 21 November 2025 | 07:42 WIB
Geliat Tsinghua University Guncang Hegemoni AS di Kancah Kecerdasan Buatan

Persaingan teknologi kecerdasan buatan (AI) kini tak lagi jadi monopoli Silicon Valley atau Shenzhen. Gelombangnya sudah sampai ke kampus-kampus di seluruh dunia, mengubah peta persaingan global.

Di Beijing, Tsinghua University dengan cepat menjelma menjadi pusat kekuatan baru. Mereka tak main-main dan langsung menantang hegemoni kampus-kampus Ivy League di Amerika Serikat yang selama ini dianggap tak tertandingi.

Fakta berbicara. Menurut laporan Fortune, Tsinghua saat ini memproduksi lebih banyak penelitian AI yang masuk dalam 100 makalah paling berpengaruh di dunia dibanding universitas mana pun. Yang lebih mencengangkan lagi, jumlah paten AI yang mereka hasilkan per tahun bahkan melampaui gabungan MIT, Stanford, Princeton, dan Harvard.

Data dari LexisNexis yang dianalisis Bloomberg menunjukkan betapa seriusnya mereka. Sejak 2005 hingga akhir 2024, para peneliti Tsinghua telah mengajukan 4.986 paten terkait AI dan machine learning. Yang menarik, lebih dari 900 paten di antaranya diajukan hanya dalam satu tahun terakhir – sebuah percepatan yang luar biasa.

Meski begitu, Amerika Serikat belum kehilangan semua kartu truf-nya. Negeri Paman Sam masih memegang keunggulan dalam hal kualitas. Banyak paten AI paling berpengaruh tetap berasal dari institusi pendidikan AS. Laporan Stanford 2025 AI Index mencatat AS telah melahirkan 40 model AI penting, sementara China baru menghasilkan 15. Tapi jangan salah, kualitas model buatan China berkembang sangat cepat. Jarak antara kedua raksasa ini kian menipis.

“Ada antusiasme luar biasa terhadap AI dan machine learning di kalangan pemerintah, industri, hingga akademisi,” ujar Jun Liu, mantan profesor Harvard yang tahun ini memutuskan bergabung dengan Tsinghua University untuk memimpin departemen baru statistik dan data sains.

“Daya tarik talenta AI datang dari modal, serta dukungan besar pemerintah China terhadap riset ilmiah, termasuk AI dan bidang terkait.”


Halaman:

Komentar