Di sisi lain, Gubernur The Fed Stephen Miran mendesak tindakan yang lebih cepat. Ia menyatakan optimismenya terhadap laju inflasi dan memperingatkan bahwa suku bunga yang terlalu tinggi justru membawa risiko tidak perlu bagi pasar tenaga kerja.
Presiden Fed St. Louis, Alberto Musalem, juga mencatat bahwa pemangkasan suku bunga sebelumnya telah tepat untuk mengantisipasi risiko pengangguran, meski ia mengakui inflasi masih perlu diawasi.
Ketidakpastian Data Memperumit Keputusan FOMC
Penutupan pemerintah AS membuat para pembuat kebijakan kesulitan menilai kondisi ekonomi sebenarnya. Gubernur The Fed Philip Jefferson mengakui hal ini dengan menyatakan pendekatan "pertemuan demi pertemuan" akan diambil, mengingat ketidakjelasan ketersediaan data resmi sebelum pertemuan Desember.
Sementara itu, pejabat hawkish seperti Presiden The Fed Kansas City Jeffrey Schmidt justru mendorong untuk mempertahankan suku bunga saat ini. Perbedaan pandangan ini mencerminkan dinamika kompleks yang dihadapi The Fed dalam menyeimbangkan target inflasi dan stabilitas pasar tenaga kerja.
Artikel Terkait
Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta Beroperasi Penuh 12 November 2025, Kapasitas Tembus 10 Juta
Jatim Raih Nusantaraya Award 2025, Ekonomi Kreatif Tumbuh & Ekspor Tembus USD 12,8 Miliar
Pesta Rakyat Hillary Brigitta Lasut di Manado Sukses Meriah, AHY Hadir dan Kagum
Blue Economy Indonesia: Solusi Pangan Laut Dunia 2050