“Swasta kita memberikan 110 persen dibandingkan dengan 2024. Nah, untuk B2B-nya silakan diatur dengan Pertamina,” tutur Bahlil.
Posisi Pertamina Tetap Kuat
Meski kuota impor untuk swasta diperluas, Bahlil menyakini bahwa posisi Pertamina tetap kuat dan tidak akan dirugikan. Ia menjelaskan bahwa permintaan pasar akan menyerap pasokan yang ada.
“Andaikan pun sekalipun kuotanya sudah masuk, BBM-nya sudah masuk, belum diambil oleh swasta, saya yakin Pertamina nggak akan mungkin rugi. Karena pasti kebutuhan itu habis. Karena kuota impornya itu kan kita nggak nambah,” ucapnya.
Kebijakan 2026 Berlandaskan Keadilan dan Kepatuhan
Kebijakan kuota impor BBM untuk tahun 2026 akan terus berlandaskan pada asas keadilan dan kepatuhan terhadap regulasi. Pemerintah akan menerapkan peraturan yang sama bagi semua perusahaan yang ingin berpartisipasi.
“Nah, terkait dengan 2026 kita akan memberikan kuota juga. Dan kita akan berlakukan sama. Bagi perusahaan-perusahaan yang mau taat aturan,” pungkas Bahlil.
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Peran Rahasia Santri Masa Kini yang Bakal Guncang Masa Depan Indonesia
Misteri Masuknya Islam ke Indonesia: Teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina yang Bikin Penasaran
Tiang Monorel Rasuna Said Akhirnya Runtuh! Ini 3 Fakta Mengejutkan yang Bikin Gubernur Tak Bisa Tidur
5 Tempat Makan di Jogja Ini Bikin Liburanmu Gak Bisa Lupa!