Mereka menambahkan lebih banyak tabung bambu yang menghasilkan berbagai macam nada.
Dalam satu set angklung, biasanya terdiri dari 16 hingga 24 tabung bambu yang disusun sesuai dengan tangga nada.
Angklung bukan hanya menjadi alat musik biasa, tetapi juga digunakan dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, upacara adat, dan festival seni.
Di Jawa Barat terdapat tradisi peduli lingkungan dengan menggunakan angklung sebagai media penyampaian pesan-pesan untuk memelihara alam.
Melalui bunyi angklung, masyarakat mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian alam dan menjadi sikap yang melekat pada kebudayaan Sunda.
Pencapaian terbesar angklung datang pada tahun 2010, ketika UNESCO mengakui angklung sebagai Warisan Budaya Dunia.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tentangguru.com
Artikel Terkait
Banjir Jakarta Berubah Jadi Pemadam, Motor Terbakar Ludes Diselamatkan Polisi
Pertamina Percepat Satgas Nataru, Antisipasi Guncangan Cuaca Ekstrem
Rafael Struick Soroti Peningkatan Garuda Muda Usai Tahan Imbang Mali
Maybank Bidik 200 Ribu Nasabah Kelas Menengah dalam Tiga Tahun