Jakarta - Di penghujung tahun 2025, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan sederet tantangan berat yang menanti Indonesia. Tak cuma untuk tahun depan, tapi diperkirakan bakal berlangsung hingga satu dekade ke depan. Ini berdasarkan laporan Global Risk Report 2025 yang ia jadikan acuan.
Sigit menyebutkan sepuluh poin krusial. Mulai dari cuaca ekstrem dan hilangnya keanekaragaman hayati, sampai ancaman modern seperti perang siber dan gempuran misinformasi. "Perubahan sistem alam, kelangkaan sumber daya, dampak negatif AI, ketimpangan, polarisasi sosial, spionase, dan polusi," ujarnya, merinci tantangan-tantangan itu dalam sambutan di Gedung Rupatama, Jakarta Selatan, Selasa (30/12).
Namun begitu, ancaman yang paling nyata dan sedang dihadapi saat ini justru datang dari alam. Sigit mengingatkan betapa tiga sistem siklonik aktif mengintai perairan Indonesia. Ada Siklon Bakung di dekat Lampung, lalu Bibit Siklon 93S di sekitar Bali, Nusa Tenggara, hingga Jawa Timur, serta Bibit Siklon 95S di selatan Papua. Potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih sangat besar.
Ini bukan sekadar peringatan. Kita sudah merasakan dampaknya. Sejak akhir November lalu, bencana alam melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Korban jiwa terus berjatuhan. Data terbaru menyebutkan 1.132 orang meninggal, sementara 174 lainnya masih dinyatakan hilang. Situasinya benar-benar memilukan.
Merespon keadaan darurat ini, Polri terus memperkuat barisan di lapangan. Sehari sebelum rilis akhir tahun, tepatnya Senin (29/12), Sigit mengumumkan pengiriman 1.500 personel tambahan ke wilayah bencana.
"Saat ini baru saja kita berangkatkan 1.500 personel Polri untuk menambah kekuatan yang sebelumnya sudah ada," jelasnya di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Artikel Terkait
Jangan Abai, Ban Cadangan Bisa Jadi Penyelamat di Tengah Perjalanan
Kemensos Cairkan Santunan Rp3 Juta hingga Rp15 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
Babak Pertama HPSL 2025/26 Berakhir, Kudus Siap Bergabung di Fase Kedua
Libur Akhir Tahun, LRT Jabodebek Kebanjiran Penumpang