Pertumbuhan ekonomi Kamboja diprediksi bakal melambat tahun depan. Bank Dunia baru-baru ini merilis proyeksi yang cukup mengejutkan: angka pertumbuhan untuk 2025 hanya sekitar 4,8 persen. Angka ini turun tajam dibandingkan capaian tahun lalu yang masih bisa menyentuh enam persen.
Lambatnya pertumbuhan ini, menurut analisis Bank Dunia, bukan tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang saling bertautan. Sektor properti yang lesu, misalnya, sudah cukup lama meredam gairah permintaan domestik dan aktivitas konstruksi. Di sisi lain, ketegangan di perbatasan dengan Thailand ternyata memberikan dampak berantai yang luas, mengganggu pasar tenaga kerja dan sektor pariwisata yang biasanya jadi andalan.
Belum lagi tekanan dari luar. Amerika Serikat memberlakukan tarif impor yang cukup signifikan sekitar 19 persen untuk semua barang dari Kamboja mulai Agustus lalu. Kebijakan ini tentu saja menambah beban ekspor negara tersebut.
Suasana di perbatasan sendiri masih tegang. Pertempuran kecil dengan Thailand sempat pecah di bulan Juli, dan konflik bersenjata itu dikabarkan terjadi lagi bulan ini. Situasi ini jelas menciptakan ketidakpastian.
Artikel Terkait
Dimon Buka Suara, Dukung Kandidat Ini Gantikan Jerome Powell di Fed
Utang Kampanye Bupati Lampung Tengah Berujung Suap, KPK Soroti Sistem Politik yang Bobrok
Guncangan Pasar: Larry Ellison Kehilangan Rp 415 Triliun dalam Sehari
Dantara dan Mitra Yordania Jajaki Investasi Strategis dari Infrastruktur hingga Digital