Dono Pradana mengenang, "Yang lucu, saat ia jatuh, pemeran kuntilanak dengan sigap menolongnya dan mulai merapal mantra seolah-olah meruqyah si pocong. Saat itu adalah momen yang unik, antara seram dan lucu." Kisah ini ia bagikan saat nobar bersama Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Kolaborasi dan Talenta Lokal
Film Pesugihan Sate Gagak juga menandai penampilan perdana komedian Nunung dalam film komedi murni. Dono mengungkapkan antusiasme Nunung yang sangat tinggi hingga membawa naskah skrip ke mana-mana.
Tak hanya itu, film ini menjadi wadah pengoptimalan talenta lokal Surabaya. Dono dengan bangga menyertakan komedian seperti Firza Falaza dan Rehan Satrio, menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan bakat di luar Jakarta.
Konsep Urban Legend dan Pesan Hidup
Dono Pradana menjelaskan bahwa film ini merupakan perpaduan antara cerita mistis urban legend khas Indonesia dengan komedi situasi yang menghibur. "Ini adalah cerita tentang legenda urban yang hidup di masyarakat, tetapi dikemas melalui situasi komedi yang segar," jelasnya.
Melalui film pertamanya ini, Dono ingin menyampaikan pesan moral yang dalam. "Pesan intinya adalah tidak ada kesuksesan dalam hidup yang dapat dicapai tanpa melalui proses. Tidak ada yang instan. Hidup tidak bisa serta merta menjadi enak tanpa perjuangan," pesannya menutup pembicaraan.
Artikel Terkait
ADAS di Indonesia: Tantangan, Adaptasi, dan Solusi untuk Jalanan Lokal
Weird Genius Dukung Konser Rich Brian di Jakarta 2025, Bagian Tur Dunia
Kolombia Beli 17 Jet Tempur Gripen Rp71,2 T: Tanggapan atas Ketegangan dengan AS
Trump Klaim Serangan Nuklir Ubah Total Posisi Iran di Timur Tengah, Benarkah?