Lebih mengkhawatirkan, muncul pula narasi yang mengajak para pendemo untuk melampiaskan kemarahan dengan menjarah kediaman sejumlah legislator. Meskipun buruh memang merencanakan demonstrasi pada akhir Agustus, narasi provokatif ini tidak berasal dari komunitas pekerja.
Penyebaran di Platform Media Sosial
Sejak tanggal 14 Agustus, konten seruan demonstrasi mulai menyebar di platform TikTok, Instagram, dan Twitter. Ismail menegaskan, "Saya lihat ini, kok, bukan dari buruh, ya," menunjukkan adanya pihak lain yang bertanggung jawab atas konten provokatif tersebut.
Rekomendasi untuk Lembaga Negara
Ismail berharap ke depannya lembaga negara lebih memperhatikan isu liar yang berkembang di media sosial. Dia menekankan pentingnya klarifikasi cepat terhadap narasi negatif dan hoaks. "Ini yang harus diperhatikan ke depan, ketika ada sebuah isu yang kita rasa tidak pas, kita harus segera klarifikasi," pungkasnya.
Sidang MKD ini menggelar pemeriksaan terhadap lima anggota DPR RI yang dinonaktifkan dengan mendengarkan keterangan berbagai saksi dan ahli terkait.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Ahli Hukum UI Bela Adies Kadir: Slip of The Tongue, Bukan Penghinaan
Utang Kereta Cepat Whoosh Rp120 Triliun: DPR dan Pemerintah Segera Bahas Solusi
Dugaan Pembengkakan Anggaran Kereta Cepat Whoosh: Potensi Kerugian Negara Miliaran Dolar
Prabowo Tegaskan Kereta Cepat Whoosh Tak Bermasalah, Ini Fakta Utang Rp116 Triliun