Ribka Tjiptaning: Target Utamanya Megawati, Hasto Hanya Sasaran Perantara

- Minggu, 27 Juli 2025 | 21:00 WIB
Ribka Tjiptaning: Target Utamanya Megawati, Hasto Hanya Sasaran Perantara


MURIANETWORK.COM -
Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning mengatakan, ada momen yang berbeda saat peringatan peristiwa Kudatuli tahun ini. Hal ini berkaitan dengan vonis 3,5 tahun yang dijatuhi oleh majelis hakim terhadap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

“Sangat-sangat (berbeda) Dari kemarin ya, kita beberapa tahun bersama-sama Sekjen dan teristimewa tahun kemarin kita meriahkan. Ada drama seperti terjadi penyerangan. Terus kita rally ke Komnas HAM. Tahun ini nggak, makanya tadi aku jadi jalan dari Tugu Proklamasi, satu biar olahraga pagi, kedua kok sedih banget sih,” ujar Ribka, Jumat (26/7).

Ribka mengungkapkan suasana duka dalam peringatan Kudatuli tahun ini mencerminkan kekecewaan terhadap sistem hukum yang menurutnya belum berpihak pada rakyat dan masih tunduk pada kepentingan penguasa. Ia merasa partainya menjadi korban ketidakadilan hukum ini.

“Ya memang prihatin lah, nggak mungkin kita mau hura-hura Sekjen kita sendiri masih terintimidasi oleh hukum. Jadi hukum kemarin yang diputuskan oleh hakim pada Sekjen itu bukti bahwa hukum belum berpihak kepada semua rakyat. Jadi hukum itu masih patuh pada segelintir penguasa,” tegasnya.

Ia secara gamblang menilai kriminalisasi terhadap Hasto adalah bagian dari serangan terhadap PDIP sebagai partai dengan target utama adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“PDI Perjuangan masih dikangkangi oleh hukum, PDI Perjuangan masih dizalimi oleh hukum. Sebenarnya kita tahu, sasaran itu sebenarnya Ibu Mega. Partai ini, Hasto itu kan ada sasaran perantara,” turut Ribka.

Terkait kasus suap Harun Masiku yang akhirnya menjerat Hasto, Ribka menegaskan Hasto tidak menghalangi proses hukum dan justru telah menyampaikan pembelaan yang panjang dan mendalam di pengadilan, namun menurutnya tak digubris oleh jaksa.

“Dicari-cari salahnya, udah tahu dia tidak merintangi pemeriksaan. Iya. Udah nggak. Kalau suap, kan udah tahu Harun Masiku itu yang nyuap ke Wahyu. Kok diiniin Hasto lagi sih? Kan kemarin kita tahu bahwa di pleidoi si Hasto itu sampai kita bisa dudukin loh itu. Tinggi banget itu buku. Tapi direplik diabaikan, diabaikan. Apa sih ini, ini kan kurang ajar gitu kan. Artinya tidak memperdulikan,” tuturnya.

Sumber: kumparan

Komentar