Astaga! Ali Mochtar Ngabalin Sebut Said Didu Manusia Otak Sungsang, Kenapa Begitu?

- Rabu, 25 Juni 2025 | 16:45 WIB
Astaga! Ali Mochtar Ngabalin Sebut Said Didu Manusia Otak Sungsang, Kenapa Begitu?




MURIANETWORK.COM - Kader Golkar Ali Mochtar Ngabalin angkat suara. Menanggapi sindiran Said Didu soal sejumlah menteri yang bertemu Presiden ke-7 Jokowi.


Menurut Ngabalin, Said Didu berotak sungsang. Karena eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu tidak bisa berpikir positif.


Bahkan, ia menyebut kepala Said Didu seperti septik tank.


“Dasar manusia otak sungsang, tidak pernah berpikir positif, septik tank hampir penuh di kepalanya,” kata Ngabalin dikutip dari unggahannya di X, Rabu (25/6/2025).


Di sisi lain, Ngabalin berterima kasih dengan Dian Sandi Utama. Karena kader PSI itu meminta Didu beristigfar.


“Terima kasih dinda @DianSandiU,” ujar Ngabalin.


👇👇



Sebelumnya, Didu menyoroti kehadiran Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno dan Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Prof Muhadjir Effendy ke kediaman Jokowi.


Apalagi, menurut Said Didu pertemuan yang dilakukan Jokowi dengan Menteri selalu dilakukan saat Presiden Prabowo Subianto berada di luar negeri.


“Setiap Presiden @Prabowo ke Luar Negeri selalu ada rapat Menteri Jokowi dalam Kabinet Prabowo di Solo,” tulisnya dikutip Senin (23/6/2025).


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, dan Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Prof Muhadjir Effendy menemui Presiden Ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di kediaman Sumber, Banjarsari, Solo.


Dalam kesempatan itu, Muhadjir menyebut bahwa kedatangannya untuk bersilaturahmi di momen Jokowi ulang tahun ke-64.


"Kan silaturahmi beliau, kan ambal warso. Ya namanya saya kan pernah menjadi pembantu beliau dua periode, jadi ya silaturahmi," katanya.


👇👇



Sebut Gerombolan HTI/FPI Bangkit, Ngabalin: Mereka Mulai Beringas Serang Pak Jokowi!




MURIANETWORK.COM - Politikus Golkar sekaligus mantan Tenaga Ahli Kedeputian Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyoroti gelombang kritik keras dan serangan politik terhadap mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai semakin emosional dan tidak rasional. 


Menurutnya, kelompok yang kalah dalam Pilpres 2024 dan mantan anggota organisasi seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) serta Front Pembela Islam (FPI) menjadi aktor utama di balik narasi kebencian tersebut.


Ngabalin menyebut kelompok tersebut sebagai “gerombolan yang keok” dalam pertarungan elektoral, namun tidak bisa menerima kekalahan dengan lapang dada. 


“Mereka ini sakit hati sampai ke ulu hati, apalagi anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, kini menjadi Wakil Presiden. Ini membuat mereka semakin tidak terima,” ujarnya di akun X (Twitter) miliknya, Selasa (10/6/2025).


Dia menambahkan, kekalahan dalam Pilpres 2024 telah memicu frustrasi di kalangan oposisi, yang kemudian menyalurkannya melalui serangan personal dan kampanye hitam terhadap Jokowi. 


“Kebencian mereka sudah tingkat dewa, sinting. Mereka tidak bisa membedakan antara kritik konstruktif dan fitnah,” tegas Ngabalin.


Ngabalin juga menyoroti peran mantan anggota HTI dan FPI yang disebutnya ikut memperkeruh situasi dengan narasi radikal dan provokatif. 


“Mereka ini laskar tidak berguna yang sedang sakit hati karena dibubarkan atau dipecat. Sekarang mereka bersatu dengan kelompok panci (istilah untuk kelompok yang sering memanaskan situasi) untuk menyerang pemerintah,” ucapnya.


HTI dan FPI sendiri telah dibubarkan oleh pemerintah karena dinilai bertentangan dengan ideologi Pancasila dan UUD 1945


Namun, sisa-sisa simpatisan mereka masih aktif di media sosial dan aksi-aksi protes, sering kali menyebarkan narasi permusuhan terhadap pemerintahan Jokowi.


Ngabalin mengingatkan bahwa kelompok-kelompok ini telah melakukan koordinasi yang cukup solid untuk terus menekan pemerintah. 


“Waktunya semakin dekat, mereka semakin menyatu dengan kelompok-kelompok yang selama ini vokal menyerang Jokowi,” katanya.


Meski demikian, dia meyakini bahwa pemerintah dan aparat keamanan mampu mengantisipasi ancaman tersebut. 


“Masyarakat harus waspada terhadap provokasi dan hoaks yang disebarkan oleh kelompok-kelompok ini. Jangan sampai kita terpecah belah hanya karena kebencian segelintir orang,” pesannya.


👇👇



SumberSuaraNasional

Komentar