Ray Rangkuti Yakin Jokowi Ikut Pemilihan Ketum PSI Bersaing dengan Kaesang: Mereka Abaikan Etika!

- Selasa, 20 Mei 2025 | 14:55 WIB
Ray Rangkuti Yakin Jokowi Ikut Pemilihan Ketum PSI Bersaing dengan Kaesang: Mereka Abaikan Etika!




MURIANETWORK.COM - Mantan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi saat ini sedang bingung mencari 'perahu politik'.


Setelah dipecat tidak hormat oleh PDIP, Jokowi pun berburu parpol yang sekiranya bisa mengakomodasi semua keinginannya.


Dari sekian banyak parpol yang ada sekarang, tampaknya hanya PSI yang bisa memenuhi hasrat Jokowi untuk duduk jadi ketua umum.


Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti, mantan Wali Kota Solo itu bisa dipastikan akan menang mudah dalam pemilihan Ketum PSI.


"Hitung-hitungan ini, menurut hemat saya, hanyalah basa-basi politik," ujarnya.


"Jelas, jika sekiranya Pak Jokowi berkenan maju, sudah hampir dapat dipastikan beliau akan meraup suara mayoritas mutlak," lanjut Ray.


"Bahkan seperti disampaikan sendiri oleh Pak Jokowi, kemungkinan bisa jadi beliau tanpa lawan tanding. Jika itu terjadi, maka skenario one man one vote bisa tak terjadi," sambungnya.


Menurut Ray, untuk menghindari jadi calon tunggal, Jokowi akan pura-pura menghadapi anaknya.


Dia mengungkapkan Kaesang yang saat ini merupakan Ketum PSI masih sangat terbuka untuk maju lagi dalam pemilihan.


"Tapi jika dibuat dalam ketentuan minimal dua caketum, maka secara kalkulatif, Kaesang adalah penantang utama Pak Jokowi," ucapnya.


"Kaesang adalah Ketum PSI sekarang. Belum menjabat bahkan satu periode 4 atau 5 tahunan. Maka, secara kalkulasi dan rasional, Kaesang sangat terbuka untuk maju sebagai caketum," kata Ray.


Meski dinilai tidak etis secara umum, Ray mengatakan Jokowi bukanlah sosok yang melakukan aktivitas politik secara tak lazim.


Bahkan, menurutnya, hal tersebut turut dilakukan oleh keluarganya.


"Tapi, masak anak dan ayah beradu? Jawaban umum dan etis, tidak mungkin hal itu terjadi," ujarnya. 


"Tapi, menilik riwayat aktivitas politik Pak Jokowi, banyak hal yang dalam kalkulasi umum tidak lazim, terjadi di politik beliau dan keluarganya," ucapnya lagi.


"Bisa jadi, persaingan caketum PSI (Jokowi vs Kaesang) salah satunya," imbuhnya.


Selain itu, Ray mengatakan persaingan 'bapak melawan anak' ini dimungkinkan jika melihat rekam jejak politik Jokowi dan Kaesang.


Menurutnya, keduanya menganggap demokrasi adalah hanya seperangkat aturan saja tanpa memikirkan etika.


"Mungkinkah anak dan bapak akan beradu? Menjawab ini dapat dilihat dari rekam jejak politik keduanya, dapat terbaca bahwa demokrasi bagi mereka adalah seperangkat aturan minus etika," tegasnya.


"Selama aturan membolehkan, maka prosesnya dipandang sebagai proses demokratis," imbuhnya.


Ray menuturkan saat ini, Jokowi adalah sosok politisi yang disebutnya 'politisi kekuasaan'.


Dia menilai hal tersebut dapat terlihat dari aktivitas politik Jokowi setelah lengser sebagai Presiden RI.


Ray mengungkapkan, dari hal itu, Jokowi tidak memilih menjadi sosok 'politisi negarawan' yang melakukan aktivitas politis demi kepentingan publik.


"Rasanya Pak Jokowi tidak memilih yang 'politik negarawan'. Enam bulan terakhir ini misalnya, kita melihat wara-wiri Pak Jokowi di dunia politik masih cukup kental," ucapnya.


"Maka, besar dugaan, beliau akan memilih jalur politik kekuasaan tersebut," imbuhnya.


Ray mengungkapkan dengan gerak-gerik politik Jokowi tersebut, maka mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemungkinan bakal memilih partai politik (parpol) seperti PSI untuk menjadi pelabuhan selanjutnya setelah dirinya dipecat sebagai kader PDIP.


Pasalnya, PSI dianggap bisa mengakomodir keinginan Jokowi untuk menempati posisi strategis.


Menurut Ray, hal tersebut belum tentu didapat Jokowi jika memilih parpol lainnya.


"Dalam bacaan saya, kemungkinan Pak Jokowi akan masuk ke parpol yang memberi tempat posisi strategis kepadanya. Untuk itu, PSI adalah pelabuhannya," tuturnya.


Di sisi lain, PSI pun akan 'naik kelas' sebagai parpol jika Jokowi masuk menjadi anggota partai tersebut.


"Jika itu yang terjadi, tentu saja, PSI akan diuntungkan," ujarnya. 


"Pengaruh dan popularitas Pak Jokowi akan serta merta mengerek parpol ini ke lapisan yang lebih riuh," imbuhnya.


Sebelumnya, Jokowi mengaku masih memperhitungkan peluang kemenangan jika mendaftar menjadi kandidat calon Ketua Umum PSI.


Dia mengaku tidak ingin kalah jika sudah memutuskan untuk ikut dalam pemilihan ketua umum partai berlambang mawar tersebut.


"Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah," kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/5/2025).


Kini, mantan Wali Kota Solo itu mengaku masih ingin menimbang apakah dirinya akan maju dalam pemilihan Ketua Umum PSI.


Hal tersebut lantaran sistem pemilihan one man one vote dinilai olehnya memberikan tantangan tersendiri.


"Belum (mendaftar). Kan masih panjang, seingat saya masih Juni. Ya belum tahu (seberapa besar peluang menang)," ucapnya.


"Yang saya tahu katanya mau pakai e-voting, one man one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," tegasnya.


Sumber: Tribun

Komentar