Kesakralan Gending Monggangan membuatnya tidak dapat dimainkan secara sembarangan. Menurut Mas Ngabehi Guno Pengrawit, gending ini dimainkan secara langsung tanpa latihan sebelumnya dan hanya diperdengarkan pada upacara-upacara tertentu yang sangat penting.
Berdasarkan jurnal Institut Seni Indonesia (ISI), Gending Monggangan biasanya dimainkan dalam tiga momen spesial: penobatan raja, kematian raja, dan kedatangan tamu penting kerajaan.
Ciri Khas Musikal Gending Monggangan
Gending ini memiliki karakteristik musikal yang unik. Ciri khasnya adalah hanya menggunakan tiga nada dengan laras slendro kagok. Karakter suara yang dihasilkan cenderung keras dan monoton, menciptakan suasana yang khidmat dan penuh wibawa.
Momen Bersejarah Lain Penggunaan Gending Monggangan
Salah satu momen bersejarah di mana Gending Monggangan pernah dimainkan adalah pada tahun 2013 di Keraton Ngayogyakarta. Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mendiang istri, Ani Yudhoyono, menghadiri upacara panggih atau temu pengantin putri keempat Sri Sultan Hamengkubuwono X, GKR Hayu.
Dengan segala kesakralan dan sejarah panjangnya, Gending Monggangan menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi keraton Jawa, mengiringi perjalanan terakhir Pakubuwono XIII dengan penuh hormat dan makna.
Artikel Terkait
Kronologi Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan: 3 Tewas Diduga Gagal Palang Pintu
Kak Seto Ungkap Penyebab Stroke Ringan yang Pengaruhi Kognitif & Proses Pemulihannya
Abdul Wahid Ditangkap KPK: Gubernur Riau Terjaring OTT Setelah 8 Bulan Jabatan
Kakak Adik di Kendal Tak Makan Sebulan, Ditemukan Lemas Bersama Jasad Ibu yang Membusuk