Hari Ibu selalu mengingatkan kita pada sosok yang tak tergantikan. Perannya dalam keluarga memang luar biasa, bahkan dalam hal-hal yang sering tak terlihat. Misalnya, dalam upaya bertahan hidup di tengah segala keterbatasan ekonomi.
Lihat saja keseharian banyak ibu dari keluarga prasejahtera. Di balik usaha kecil yang mereka kelola, ada peran besar untuk menjaga nyala api kehidupan keluarga. Tantangannya? Bukan main. Mulai dari modal yang seret, pemahaman keuangan yang terbatas, sampai sulitnya menjangkau pasar. Tapi, yang menarik, banyak dari mereka justru tak menyerah. Mereka bertahan, dan perlahan-lahan belajar.
Menurut keterangan pers Selasa (22/12/2025), perjuangan inilah yang patut diangkat di Hari Ibu. Para ibu ini bukan cuma mengurus dagangan. Mereka juga memastikan anak-anak tetap makan, sekolah, dan yang paling penting harapan untuk masa depan tetap hidup.
Kelompok inilah yang kemudian menjadi sasaran program Mekaar dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Program ini memang dikhususkan untuk pengusaha ultra mikro, yang kebanyakan adalah perempuan. Bantuan modal tanpa agunan diberikan, tapi yang tak kalah penting adalah pendampingan rutin. Pendekatannya tidak berhenti di situ.
Dalam praktiknya, para ibu nasabah Mekaar diajak memahami dasar-dasar mengelola uang. Mereka juga dibimbing membaca kebutuhan pasar yang terus berubah. Prosesnya berjalan pelan, menyatu dengan rutinitas harian mereka sebagai ibu sekaligus pengusaha.
Dampaknya ternyata nyata. Riset dari BRI Research Institute pada 2023 menunjukkan peningkatan ketahanan keuangan nasabah Mekaar. Dulu, daya tahan finansial mereka mungkin cuma satu dua minggu. Sekarang, tak sedikit yang bisa bertahan sampai satu atau dua bulan. Perubahan ini muncul dari kebiasaan baru: mengatur pemasukan, memilah prioritas kebutuhan, dan menyisihkan uang dengan lebih terencana.
Nah, upaya penguatan itu juga didongkrak lewat Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Melalui serangkaian pelatihan mulai dari keuangan, usaha, sampai digital para ibu diajak mengenal pencatatan sederhana, menyesuaikan produk dengan tren, bahkan memanfaatkan media digital untuk jualan. Bagi sebagian besar, ini pengalaman pertama mereka memahami usaha dengan cara yang lebih terstruktur.
Artikel Terkait
Kreator Lokal Dijadikan Ujung Tombak, Menparekraf Pacu Ekraf Hingga ke Pelosok
BI Akui Dana Pemerintah Rp200 T Belum Cukup Tekan Bunga Kredit
Pemulihan Infrastruktur Pascabanjir Sumatra: 81 Persen Jalan Nasional Kembali Berfungsi
Kepala Seksi Kejaksaan Ditahan KPK Usai Kabur dan Tabrak Petugas