“Emas ini jadi kado Natal buat orangtua dan keluarga,” ujarnya, lirih. “Tepat setahun, saya kehilangan ayah saya.”
Rencananya, begitu sampai di kampung halaman, medali emas itu akan dikalungkannya langsung ke ibu. Sebuah penghormatan sederhana yang sarat makna.
Ada juga kabar gembira lain: bonus Rp1 miliar dari pemerintah. Soal ini, Riyan sudah punya rencana yang matang. Dia tak mau gegabah. Sebagian akan dia simpan untuk investasi masa depannya, sebagian lagi dibagikan ke orangtua dan keluarga. Tak lupa, ada bagian yang disisihkan untuk disumbangkan ke panti asuhan.
Medali emas ini jelas bukan titik akhir. Ambisi Riyan masih jauh. Dia ingin terus berlaga di tingkat internasional, membawa nama Indonesia ke kancah yang lebih tinggi. Puas diri? Kata itu tampaknya tidak ada dalam kamusnya. Baginya, ini baru permulaan.
“Saya ingin terus bertanding di level internasional demi mengharumkan nama bangsa,” tegasnya.
Dan untuk sekarang, ada satu misi sederhana yang lebih dulu ingin dia lakukan: pulang, memeluk ibunya, dan mengalungkan medali itu sebagai pengganti kata-kata yang mungkin terlalu sulit diucapkan.
Artikel Terkait
Imanol Machuca Dituding Langgar Hukuman FIFA, Ikut Latihan Padahal Dilarang Total
Barba Tegaskan Kemenangan di GBLA adalah Kewajiban, Bukan Sekadar Target
Hodak Tak Anggap Enteng PSM, Persib Dilarang Lengah di GBLA
Pelti Gelontorkan Rp 10 Miliar untuk TC Petenis Jelang Asian Games 2026