"Keanggotaannya dalam komunitas kekerasan di media sosial menginspirasinya untuk bertindak. Di komunitas tersebut, aksi kekerasan dianggap sebagai hal yang heroik dan mendapat apresiasi. Ini adalah hal yang sangat memprihatinkan," tambah Mayndra.
Pelaku juga terinspirasi oleh aksi penembakan yang terjadi di luar negeri. Bahkan, ia menuliskan nama-nama pelaku penembakan internasional pada senjata mainan yang dibawanya saat melakukan aksi.
Densus 88 mengidentifikasi enam nama pelaku penembakan yang ditulis oleh siswa ABH tersebut. Tiga di antaranya adalah Alexandre Bissonnette (pelaku penembakan di Quebec City pada 29 Januari 2017), Luca Traini (pelaku penembakan terhadap enam migran asal Afrika di Kota Macerata pada Februari 2018), dan Brenton Harrison Tarrant (pelaku penembakan massal di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019).
Peristiwa ledakan ini terjadi pada Jumat (7/11) saat khotbah salat Jumat berlangsung. Akibat insiden tersebut, sebanyak 96 orang menjadi korban.
Artikel Terkait
Banjir dan Longsor Cianjur Lumpuhkan 5 Kecamatan, Jembatan Putus!
Walhi Kritik Perdagangan Karbon di COP30: Bukan Solusi Atasi Akar Krisis Iklim
Istri Pegawai Pajak Manokwari Tewas Diculik dan Dibuang di Septic Tank
Pesawat Kargo Militer Turki C-130 Jatuh di Perbatasan, 20 Personel Tewas