Partai Solidaritas Indonesia menyambut positif keputusan ini. Ahmad Ali, Ketua Harian PSI, mengucapkan selamat kepada semua tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Dukungan serupa datang dari Partai Golkar. Sekjen Partai Golkar, M. Sarmuji, menyatakan bahwa penganugerahan gelar pahlawan kepada Soeharto bukan sekadar penghargaan, melainkan pengakuan atas warisan dan kontribusinya bagi bangsa Indonesia.
Penolakan Tegas dari PDIP
Berbeda dengan dukungan dari partai koalisi, PDI Perjuangan menyatakan penolakan keras terhadap pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Sikap ini konsisten dengan pernyataan sebelumnya dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengingatkan pemerintah untuk tidak mudah memberikan gelar pahlawan.
Politisi PDIP, Guntur Romli, menegaskan bahwa penolakan terhadap Soeharto merupakan bagian dari identitas kader PDIP. "Penolakan terhadap Soeharto itu DNA kader-kader PDI Perjuangan karena DNA kami melawan kezaliman, pembantaian manusia, KKN dan bela rakyat kecil. Tidak perlu nunggu instruksi bagi kader-kader PDI Perjuangan untuk menolak Soeharto," tegas Guntur.
Perdebatan mengenai gelar pahlawan nasional untuk Soeharto ini mencerminkan dinamika politik Indonesia dan bagaimana sejarah Orde Baru masih menjadi bahan diskusi yang relevan hingga saat ini.
Artikel Terkait
Gerakan Makan Ikan di Jawa Tengah Capai 40,14 Kg/Kapita, Begini Strateginya
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Polisi Ungkap Pemicu Pelaku ABH karena Kesepian
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Bukan Terorisme, Kata Densus 88 | Ini Penjelasannya
Update Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta: 20 Saksi Diperiksa, Pelaku Berstatus ABH