Menurut penuturan Apwan, kondisi jalan yang rusak dan penuh lumpur ini telah berlangsung selama puluhan tahun. Ia sendiri telah mengabdi sebagai guru honorer selama 17 tahun dan menyaksikan langsung bahwa masalah ini belum kunjung menemui solusi.
Keadaan ini disebutkan semakin parah dengan adanya aktivitas pembangunan proyek jalan tol Serang-Panimbang di sekitar lokasi. Meski total jalan yang rusak mencapai sekitar 2 kilometer, bagian yang paling bermasalah dan berlumpur mencapai kurang lebih 500 meter.
Dampaknya, para pelajar terpaksa tiba di sekolah dengan kondisi seragam dan tubuh yang kotor oleh lumpur. Situasi ini tentu sangat mengganggu proses belajar mengajar dan kenyamanan siswa. Pihak guru dan warga berharap adanya perhatian serius dari pemerintah setempat untuk segera menangani masalah infrastruktur yang vital ini, demi masa depan pendidikan anak-anak Indonesia.
Artikel Terkait
Dukung Penetapan Tersangka Roy Suryo, PB SEMMI Tegaskan Prinsip Equality Before The Law
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Polisi Ungkap 7 Bahan Peledak, 2 Meledak di Masjid Sekolah
Agus Jabo Priyono Serukan Kembali ke Jati Diri Bangsa & Tolak Serakahnomic
Bahan Peledak SMAN 72 Kelapa Gading: Potassium Chloride, Paku, dan Baterai Ditemukan