Sebelum pertemuan di Gedung Putih, Al-Sharaa telah tiba di Washington DC dan melakukan serangkaian pertemuan penting. Dia bertemu dengan Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, untuk membahas potensi bantuan keuangan guna membangun kembali Suriah yang telah puluhan tahun dilanda konflik.
Selain itu, utusan khusus AS untuk Suriah, Tom Barrack, mengindikasikan bahwa dalam pertemuan ini akan dibahas rencana Suriah untuk menandatangani perjanjian bergabung dengan aliansi internasional pimpinan AS. Aliansi ini bertujuan untuk memperkuat perang melawan kelompok radikal Islamic State (ISIS).
Sebagai bagian dari komitmen keamanan baru, Amerika Serikat juga dilaporkan berencana mendirikan pangkalan militer di dekat ibu kota Damaskus. Keberadaan pangkalan ini disebut akan difokuskan untuk mengoordinasikan bantuan kemanusiaan dan memantau perkembangan situasi di kawasan, termasuk hubungan dengan Israel.
Pertemuan antara Presiden Suriah dan Presiden AS di Gedung Putih ini tidak hanya menjadi momen simbolis, tetapi juga menjadi penanda dimulainya era baru dalam hubungan diplomatik dan strategis antara kedua negara.
Artikel Terkait
Dugaan Korupsi Mesin Jahit Rp 9 Miliar di Pemkot Jakarta Timur Digeledah Kejaksaan
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Polda Metro Jaya Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku
Soeharto, Gus Dur, dan Marsinah Dapat Gelar Pahlawan Nasional: Inilah Makna Sejarahnya
KPK Limpahkan Berkas Korupsi Lahan Tol Trans Sumatera Setelah Gugatan Praperadilan PT Sanitarindo Gugur