Filosofi Suguh, Gupuh, Lungguh dan Dampak Ekonomi
Kepala Desa Kemiren, M. Arifin, menjelaskan bahwa festival yang telah berlangsung 12 tahun ini bertahan berkat kekompakan warga. Kegiatan ini dilandasi filosofi masyarakat Osing, yaitu suguh, gupuh, lungguh, dalam menerima tamu. Festival Ngopi Sepuluh Ewu tidak hanya menjadi wadah pelestarian budaya, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi warga yang efektif.
Testimoni Pengunjung: Dari Wisatawan Mancanegara Hingga Selebgram
Keseruan festival ini diakui oleh berbagai pengunjung. Pasangan wisatawan asal Republik Ceko, Adela dan Ardek, mengungkapkan kekaguman mereka atas keramahan warga dan kelezatan kopi serta kue kucur. Mereka berjanji akan merekomendasikan Banyuwangi kepada teman-temannya. Selebgram Winona Araminta juga membagikan pengalaman positifnya, menyebut suasana festival menyenangkan dengan makanan yang enak dan harga terjangkau.
Festival Ngopi Sepuluh Ewu merupakan event wisata unggulan Banyuwangi yang berhasil memadukan budaya, kuliner, dan keramahan lokal, menawarkan pengalaman wisata yang autentik dan tak terlupakan bagi setiap pengunjung.
Artikel Terkait
Bilqis (4) Ditemukan di Jambi: Polisi Dalami Dugaan TPPO dan Penculikan
Polisi Tangkap MAH, Pelaku Pencurian Kabel Lampu Jalan Tol Kunciran Soetta
Ahli Waris Penerima Dana Pensiun BPJS Ketenagakerjaan & Cara Cairkan
Target Rp 16 Triliun! Strategi Indonesia di KTT COP30 Brasil Raup Cuan dari Karbon