Angin laut berembus pelan di sekitar Menara Siger, mencampur aroma sari gandum dan kopi dari tenda-tenda UMKM. Kawasan Bakauheni Harbour City (BHC) yang biasanya ramai oleh deru mesin kapal dan lalu-lalang penumpang, pekan terakhir 2025 ini berubah total. Dari tanggal 29 Desember hingga 4 Januari, Siger Park menjelma jadi ruang perjumpaan yang hidup. Bukan sekadar tempat transit, tapi sebuah festival bernama BHC Harbour Fest.
Di balik kemeriahan itu, ada maksud yang lebih dalam. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) rupanya ingin menggeser citra pelabuhan. Mereka membayangkan sebuah simpul mobilitas yang juga bisa menjadi ruang budaya dan harapan.
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan hal itu.
"Pelabuhan bukan hanya tempat berpindah, tetapi tempat bertemu. Di sinilah perjalanan bersentuhan dengan cerita, dan ekonomi bertemu dengan budaya," ujar Heru dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/12/2025).
Bagi Heru, BHC lahir dari keyakinan bahwa infrastruktur publik punya makna sosial yang jauh lebih luas.
Selama sepekan, pengunjung disuguhi beragam aktivitas. Pertunjukan musik yang menjangkau lintas generasi, atraksi budaya khas Lampung, dan tentu saja, Festival Kuliner yang memamerkan sekitar 30 pelaku usaha lokal. Suasana riuh rendah penuh tawa itu berpadu dengan latar ikonik Menara Siger simbol perjumpaan yang sempurna antara tradisi dan masa depan.
Artikel Terkait
Tas Ajaib Teddy: Rubik dan Senyuman untuk Anak Korban Bencana
Tahun Baru Lebih Awal di Timur, Solidaritas Menggantikan Pesta
Sydney Sambut 2026 dengan Sorak dan Duka di Pelabuhan
Tanpa Kembang Api, Semangat Malam Tahun Baru di Bundaran HI Tetap Membara