"Tapi di Aceh Utara kayaknya, kayak mana saya rasa, apa nggak tahu ada banjir?" keluhnya.
Ismail lalu membeberkan alasan yang menurutnya masuk akal. "Karena gini masalah, di Aceh Utara 27 kecamatan yang terdampak 25 kecamatan. Kami sinyal tidak ada, Telkom mati, makanya tidak viral. Mungkin viralnya di Bireuen karena putus jembatan. Mungkin viralnya di Tamiang karena kota," jelasnya.
Dia menggambarkan kehancuran yang sesungguhnya, jauh dari sorotan kamera. "Tapi di Aceh Utara dari 27 kecamatan, 25 kecamatan terdampak dan sinyal HP mati. Kami bisa melihat saja bagaimana rumah hanyut, kemudian bagaimana sarana ibadah hanyut, kemudian manusianya hanyut dibawa arus," sambung dia.
Keluhan itu bukan sekadar retorika. Itu adalah suara dari tanah yang tengah berjuang, terdengar lirih karena sinyal yang hilang, namun berusaha keras untuk didengar.
Artikel Terkait
Kapolri Tinjau Langsung Pembersihan Sekolah dan Hunian Korban di Aceh Tamiang
Debt Collector Aniaya Istri Nasabah hingga Jari Putus
Inspirasi Kata-Kata Penutup 2025: Dari Lucu hingga Penuh Makna
Mantan Gubernur Sulsel Dicekal, Terkait Dugaan Markup Bibit Nanas Rp 60 Miliar