Video itu tiba-tiba viral, memicu gelombang tanya: benarkah terjadi intimidasi terhadap orang tua yang berani mengeluh soal menu 'rapelan' Makan Bergizi Gratis di Kampar? Suasana di media sosial pun memanas. Namun, Badan Gizi Nasional (BGN) angkat bicara dan membantah keras. Menurut mereka, ini semua berakar dari miskomunikasi belaka.
Pertemuan klarifikasi akhirnya digelar. Hadir di sana perwakilan sekolah, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan tentu saja, orang tua murid yang bersangkutan. Dari pertemuan itu, BGN menyatakan polemik yang sempat ramai itu kini sudah berakhir. "Narasi di media sosial muncul karena kesalahpahaman komunikasi," begitu penjelasan mereka.
Di sisi lain, orang tua siswa PAUD berinisial AN pun memberikan klarifikasi. Dalam pertemuan tersebut, AN mengakui adanya kekeliruan persepsi tentang menu MBG yang diterima anaknya. Rupanya, informasi yang beredar tak sepenuhnya tepat.
Lalu, soal kabar pengeluaran siswa dari sekolah? Pihak sekolah PAUD membantahnya. Mereka menegaskan tidak pernah mengeluarkan AN dari bangku pendidikan.
Menurut sejumlah saksi, seluruh keributan ini berawal dari percakapan di grup WhatsApp. Ada miskomunikasi internal yang kemudian meluas, tanpa ada satu pun keputusan administratif resmi yang mencabut status anak sebagai peserta didik. Begitulah ceritanya, dari sebuah obrolan grup yang salah paham menjadi sorotan nasional.
Artikel Terkait
Banjir Bandang di Spanyol Selatan Tewaskan Tiga Orang, Suasana Natal Berubah Kelam
Kemenkes Kerahkan Starlink dan Tim Medis Darurat untuk Tangani Krisis Kesehatan di Sumatera
Pidato Tiga Bahasa Siswa Sekolah Rakyat Sita Perhatian di Acara Doa untuk Sumatra
Dini Hari yang Kelam: Bocah 12 Tahun di Medan Tewaskan Ibu Kandung Saat Tidur