Namun begitu, ancaman terselubung juga dilontarkan. "Jika dia ingin melakukan sesuatu -- jika dia bersikap keras, itu akan menjadi terakhir kalinya dia bisa bersikap keras," kata Trump lagi. Kalimatnya menggantung, meninggalkan banyak tafsir.
Respons datang dari Moskow. Pemerintah Rusia secara tegas mendukung Maduro. Dalam sebuah panggilan telepon, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan rekanannya dari Venezuela, Yvan Gil, secara khusus mengecam langkah-langkah AS baru-baru ini.
Mereka menyoroti serangan terhadap kapal-kapal yang dituding terlibat perdagangan narkoba, plus penyitaan dua kapal tanker minyak. Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, kedua menteri itu menyuarakan keprihatinan mendalam.
"Para menteri menyatakan keprihatinan mendalam mereka atas peningkatan tindakan Washington di Laut Karibia," bunyi pernyataan resmi mereka, "yang dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kawasan tersebut dan mengancam pelayaran internasional."
Suasana memang makin memanas. Blokade, ancaman, dan dukungan militer saling bersahutan. Situasi di Karibia kini seperti bubuk mesiu yang hanya menunggu percikan.
Artikel Terkait
Anggota DPR Desak Pemerintah Tegas Usai Aksi Bintang Film Dewasa Lecehkan Bendera Indonesia
Gubernur Andra Soni Desak PU Segera Normalisasi Sungai Cidanau Atasi Banjir Langganan
Bantuan Puluhan Ribu Paket Akhirnya Sampai ke Korban Banjir Aceh Tamiang
Lima Korban Kecelakaan Bus di Krapyak Masih Berjuang di Rumah Sakit