Setelah bertahun-tahun mati suri, pembangkit nuklir terbesar di dunia akhirnya selangkah lagi menuju kebangkitan. Dewan regional di Prefektur Niigata, Jepang, pada Senin (22/12), memberikan lampu hijau. Mereka menyetujui rencana untuk menghidupkan kembali PLTN Kashiwazaki-Kariwa untuk pertama kalinya sejak tragedi Fukushima pada 2011 lalu.
Persetujuan ini bukan datang tiba-tiba. Bulan lalu, Gubernur Niigata, Hideyo Hanazumi, sudah lebih dulu memberi restu. Dengan suara dewan regional yang kini mengikuti, jalan menuju pengoperasian kembali terasa semakin mulus.
Kashiwazaki-Kariwa bukan sembarang pembangkit. Fasilitas raksasa ini sempat jadi andalan, sebelum akhirnya dipaksa berhenti total. Pemicunya adalah bencana gempa dan tsunami mematikan tahun 2011 yang mengguncang Fukushima, menyebabkan tiga reaktornya mengalami peleburan inti. Trauma itu membuat Jepang memutuskan untuk menjauh sementara dari energi nuklir.
Tapi keadaan berubah. Jepang, yang miskin sumber daya alam, kini seperti terjepit. Di satu sisi, ada target ambisius untuk mencapai netralitas karbon pada 2050. Di sisi lain, kebutuhan energi justru melonjak, didorong oleh industri seperti pusat data dan kecerdasan buatan yang rakus daya. Maka, kembali ke energi atom dianggap sebagai pilihan yang tak terhindarkan, meski tetap kontroversial.
Voting yang digelar Senin lalu itu menjadi momen krusial. Dewan regional Niigata membahas RUU anggaran tambahan yang memuat resolusi pendukung keputusan gubernur.
Artikel Terkait
Kajari Bangka Tengah Tersandung Kasus Korupsi Dana Baznas Rp840 Juta
KPK Geledah Rumah Dinas Bupati, Sita Rp 400 Juta Terkait Kasus Wahid
Pujian dari Doha: Diplomasi Indonesia Disebut Naik Kelas di Bawah Sugiono
Polwan Jakarta Pusat Kirim Motor Roda Tiga untuk Bantu Medan Berat Tapsel