Soal harga, Bupati menyebut angka yang cukup mengejutkan. Tiket terpadu itu rencananya hanya seharga Rp 12.500. Rencananya akan diberlakukan mulai awal Januari 2026, tepatnya tanggal 1 atau 2.
"Bayangkan saja," ujarnya bersemangat. "Dua belas ribu lima ratus rupiah untuk dua tempat sekaligus yang punya sejarah besar, terkait Nyi Blorong dan Nyi Roro Kidul. Kalau dirata-rata, per tempat cuma sekitar enam ribuan. Sangat murah dibandingkan daerah lain di sekitarnya."
Namun begitu, kerja tak berhenti di integrasi tiket saja. Pemerintah kabupaten juga berjanji akan terus membenahi fasilitas pendukung. Agenda ke depan termasuk promosi yang lebih gencar, perbaikan lampu penerangan di jalan menuju lokasi, dan penertiban tarif parkir agar tetap terjangkau.
Gus Fawait memang mengakui bahwa di masa awal penerapan, mungkin masih ada beberapa kekurangan yang muncul. Itu hal yang wajar. Tapi dia meyakinkan bahwa semua rencana sudah berada di jalur yang tepat.
Harapannya jelas: dukungan dari seluruh masyarakat. Kebijakan ini, meski sederhana, diyakini bisa mendongkrak pariwisata Jember ke level yang lebih baik. Semua demi kemajuan bersama.
Artikel Terkait
Buruh Tani Tewas Bersimbah Darah di Halaman Lapo Tuak Pringsewu
Kalapas Pagar Alam Tewas dalam Kecelakaan Maut di Jalintim Ogan Ilir
Tiga Pemuda di Metro Diringkus Usai Perkosa Remaja Disabilitas Secara Terencana
Dosen USU Tewas Ditikam Anak Kandung Usai Aniaya Ibu