Bersama Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, tim dari Danone Indonesia blusukan ke sejumlah titik yang porak-poranda diterjang banjir dan longsor. Tujuannya sederhana: melihat sendiri kondisi di lapangan, meraba kebutuhan apa yang paling mendesak buat warga yang terdampak.
Desa Tukka adalah salah satu lokasi yang mereka datangi. Di sana, akses jalan nyaris putus dan layanan dasar lumpuh. Hasilnya? Banyak keluarga masih bergantung sepenuhnya pada bantuan darurat, terutama untuk air bersih dan sanitasi. Laurent Boissier, CEO Danone Indonesia, menegaskan bahwa kehadiran mereka di lokasi bencana ini intinya untuk memastikan bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran.
Di sisi lain, kehidupan di tempat pengungsian berjalan ala kadarnya. Sejumlah warga masih menunggu relokasi ke hunian yang dijanjikan. Kondisi lingkungan yang tak menentu juga membuat sebagian anak-anak membutuhkan layanan kesehatan, sambil berharap bisa segera kembali ke sekolah.
Kabarnya, akses komunikasi dan transportasi di koridor Sibolga-Tapanuli Tengah mulai membaik. Meski begitu, beberapa ruas jalan masih rusak parah. Ambil contoh di Kecamatan Tukka, Badiri, dan Pandan jalan-jalan yang semula amblas atau tertimbun material longsor kini sudah bisa dilewati, walau dengan sangat hati-hati, setelah dilakukan pembersihan darurat.
Pemerintah daerah mengakui, wilayah itu sempat terisolasi total di hari-hari pertama bencana. Penyaluran bantuan pun mau tak mau menunggu akses yang dibuka bertahap. Sebagai respons awal, Danone Indonesia mengirimkan tiga truk berisi ribuan karton AQUA ukuran 1500 ml.
Artikel Terkait
BNPT Garap Tambak Lele di Cirebon, Benteng Radikalisme Dibangun dari Desa
Operasi AS di Pasifik Timur Tewaskan 8 Orang, Diduga Bagian dari Kampanye Anti-Narkoba yang Memanas
Jembatan Bailey Jadi Penyelamat Logistik di Sumatera Pasca-Bencana
Dede Yusuf: Permintaan Bantuan Aceh ke PBB Jangan Jadi Polemik