Ketimpangan di Jakarta masih jadi persoalan pelik. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, baru-baru ini mengungkapkan bahwa rasio gini di ibukota sulit turun. Penyebabnya? Menurutnya, karena jumlah orang kaya di sini memang banyak.
Lalu, seberapa parah sebenarnya kesenjangan itu? Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) untuk semester I tahun 2025, atau tepatnya Maret lalu, mencatat angka 0,441 untuk DKI Jakarta. Angka itu tak main-main. Dibandingkan 37 provinsi lain, Jakarta ternyata memegang rekor rasio gini tertinggi se-Indonesia. Artinya, jurang antara si kaya dan si miskin di ibukota paling lebar.
Bagi yang belum familier, rasio gini itu alat ukur statistik buat melihat seberapa timpang pembagian pendapatan atau pengeluaran penduduk di suatu daerah. Skornya berkisar dari 0 sampai 1. Kalau 0, berarti sempurna merata. Tapi kalau mendekati 1, itu pertanda buruk: kekayaan cuma terpusat di segelintir orang saja.
Nah, kalau lihat daftar lengkapnya, posisi Jakarta di puncak cukup mencolok. DI Yogyakarta dan Sulawesi Barat mengikuti di belakang dengan angka 0,434. Sementara itu, daerah-daerah seperti Papua Tengah justru punya ketimpangan terendah, cuma 0,207.
Artikel Terkait
Korsleting Picu Kobaran Api di Depok, Kantor Rental dan Empat Mobil Hangus
Kebakaran Dini Hari Hanguskan Kantor Rental dan Toko Oli di Depok, Kerugian Capai Rp 1,5 Miliar
Guru Surabaya Gugat UU Sisdiknas, Desak Pendidikan Lingkungan Jadi Mata Pelajaran Wajib
Lemhannas Soroti Ancaman Ekologis di Balik Skor Ketahanan Nasional 2025