Sejak dicanangkan tahun 2003 lewat FAO (Food and Agriculture Organization), Hari Gunung Internasional berupaya membangun kesadaran itu. Tujuannya jelas: menyoroti peluang dan tantangan pengembangan wilayah pegunungan, sekaligus merajut aliansi untuk perubahan yang lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan gunung di seluruh dunia.
Tema untuk 2025: Fokus pada Gletser
Nah, tahun depan, perhatian khusus ditujukan pada gletser. Bongkahan es dan salju yang luas ini sering dilihat sebagai pemandangan eksotis belaka. Padahal, mereka adalah sumber kehidupan. Sekitar 70% air tawar dunia tersimpan di sana.
Pencairan gletser yang kian cepat bukan sekadar isu lingkungan. Ini sudah jadi krisis kemanusiaan yang nyata. Ancaman terhadap pertanian, energi bersih, dan ketahanan air membayangi miliaran orang. Mencairnya es ini, yang dipicu kenaikan suhu global, adalah bukti paling gamblang dari krisis iklim yang kita hadapi.
Risiko praktisnya makin nyata: banjir bandang, luapan danau gletser, tanah longsor, hingga erosi yang membahayakan populasi dan infrastruktur di daerah hilir.
Karena itulah, tema Hari Gunung Internasional 2025 diangkat menjadi "Glaciers matter for water, food and livelihoods in mountains and beyond".
Tema ini ingin menegaskan peran krusial kawasan pegunungan sebagai sumber air tawar global. Sekaligus, jadi seruan mendesak untuk bertindak sebelum gletser-gletser itu hilang untuk selamanya.
Artikel Terkait
Brimob Riau Bersihkan Surau dan Pondok Quran di Tengah Reruntuhan Galodo
Sopir Pengganti Program Makan Bergizi Diduga Salah Injak Gas, 20 Korban Terluka
Kapolri Turun Langsung, Tinjau Dapur Umum dan Posko Kesehatan di Pengungsian Aceh
Tito Karnavian Siagakan Daerah Hadapi Arus Libur dan Cuaca Ekstrem Nataru