Senin lalu, ruang rapat di Jakarta dipenuhi para pimpinan teras keamanan negara. Dipimpin Menko Polkam Jenderal TNI (Purn) Djamari Chaniago, mereka duduk bersama membahas satu hal genting: penanganan bencana di Sumatera. Intinya jelas: negara harus hadir sepenuhnya. Dan hadirnya lewat satu komando terpadu yang mengerahkan semua kekuatan pertahanan, keamanan, dan intelijen.
Tak main-main, yang hadir adalah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala BIN M Herindra. Pertemuan tingkat tinggi ini jadi sinyal kuat betapa seriusnya pemerintah menangani krisis ini.
“Dalam situasi darurat seperti ini, yang dibutuhkan adalah kecepatan, ketepatan, dan soliditas yang terkolaborasi,” tegas Djamari Chaniago, sehari setelah rapat.
“TNI, Polri, dan BIN bergerak dalam satu napas untuk memastikan keselamatan rakyat, distribusi bantuan, serta stabilitas keamanan tetap terjaga.”
Pernyataannya itu sekaligus menegaskan komitmen, sekaligus menjawab tudingan yang beredar. Memang, di ruang publik sempat ramai narasi tentang kelambanan. Tapi di lapangan, klaim pemerintah berbeda. Aparat dikatakan sudah bergerak sejak hari-hari pertama bencana melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Lalu, seperti apa gerakannya? Besar sekali skalanya. Dari sisi TNI, ada sekitar 30.864 personel dari tiga matra yang dikerahkan. Mereka tak sendirian. Dukungan logistik masif juga dikerahkan: 18 pesawat, 36 helikopter, dan 16 kapal laut, termasuk kapal angkut. Tujuannya satu: menembus wilayah-wilayah terisolasi, mengangkut logistik, dan mengevakuasi korban secepat mungkin.
Di garis depan, prajurit TNI AD lebih dari 21.700 orang berjibaku membuka jalan terputus, mendirikan tenda pengungsian, hingga mengoperasikan dapur umum. Hingga kini, 1.559 ton lebih bantuan sudah dikirim. Untuk daerah yang benar-benar tak terjangkau, operasi "airdrop" jadi andalan.
Di sisi lain, Polri juga tak kalah gesit. Ratusan personelnya diterjunkan langsung ke tiga provinsi terdampak. Di Sumatera Utara saja, ada tambahan 219 personel dari Brimob, tim medis, hingga unit K-9 dan DVI. Tugas mereka kompleks: evakuasi, identifikasi korban, sekaligus pengamanan lokasi.
Artikel Terkait
Ketika Alam Sakit, Ekonomi pun Ambruk: Refleksi Pasca Banjir Bandang Sumatra
Empat Daerah di Riau Belum Tetapkan Status Siaga Bencana
Tragis di Sudirman, Pesepeda Tewas Tertabrak Bus Transjakarta
Cahaya Kembali Menyapa Desa-Desa Terisolasi Pasca Bencana Sumut