"Jadi, kami harus segera duduk bersama, lihat apa ini bisa diterapkan dan apa implikasinya," tambahnya.
Di sisi lain, Afrika Selatan justru menyambut baik perubahan sikap Amerika ini. Ramaphosa menyebutnya sebagai "tanda positif". Bagaimanapun, AS tetap menjadi ekonomi terbesar di dunia. "Mereka harus hadir di sini," tegasnya. "Kami senang ada perubahan pendekatan, meski detailnya masih kami bahas."
Perlu diingat, hubungan kedua negara belakangan memang tidak begitu mulus. Presiden AS Donald Trump, sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, beberapa kali menyoroti Afrika Selatan dengan nada keras. Salah satunya adalah klaimnya yang sudah dibantah banyak pihak bahwa warga Afrikaner kulit putih di sana mengalami pembunuhan sistematis. Isu itu sempat memanas dan menambah ketegangan di antara kedua pemerintah.
Artikel Terkait
HNW Tegaskan Konstitusi dan Palestina adalah Harga Mati Indonesia
Putin Anggap Rencana Damai AS Bisa Akhiri Perang, Tapi Ancaman Merepotkan Zelensky Tetap Menggantung
Ujang Komarudin Luncurkan Wadah Baru untuk Asah Nalar Politik Anak Muda
Hamonangan, Tersangka Pembakaran Rumah Hakim, Malah Bantu Korban di TKP