“Flinders University menerima keramik peninggalan dari Indonesia,” jelas Martin. “Kami juga sudah menjalin program dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Saat ini, kami tengah meneliti koleksi yang ada di Adelaide untuk membangun kesadaran masyarakat tentang warisan budaya dan belajar tentang jalur rempah Indonesia.”
Bersama dua arkeolog maritim KKP, Nia Naelul Hasanah Ridwan dan Zainab Tahir, Martin telah melakukan sejumlah penelitian di Belitung dan Kepulauan Riau. Ke depan, dia berharap bisa memperluas kerja sama dengan Kemenbud dan yang paling penting: mengembalikan artefak yang saat ini berada di Australia ke tanah air.
“Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan,” tegasnya. “Sekaligus melanjutkan kolaborasi dengan lembaga lain dan sejumlah universitas, serta memperluas jaringan dengan institusi pendidikan di Indonesia.”
Menanggapi hal ini, Fadli Zon pun menegaskan bahwa pengembangan ekosistem permuseuman, termasuk museum maritim, menjadi perhatian serius Kemenbud. Dia tak main-main.
Sebagai penutup, Fadli yang didampingi sejumlah pejabat tinggi seperti Restu Gunawan, Endah T.D. Retnoastuti, dan Usman Effendi, menginstruksikan penyesuaian timeline. Alasannya, Kemenbud ingin bergerak cepat. Pelestarian warisan budaya, katanya, tak bisa ditunda-tunda.
Nampaknya, langkah awal ini bisa menjadi babak baru dalam upaya kita merawat warisan leluhur. Mari kita tunggu kelanjutannya.
Artikel Terkait
Mantan Sopir Hakim Tuntaskan Dendam, Bakar Rumah Majikan Hanya dalam 15 Menit
Para Pakar Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis, Soroti Keamanan Pangan
Truk Gagal Rem, Terjun dan Hancurkan Tempat Cuci Steam di Bogor
Otonomi Daerah Mandek, Pakar Soroti Lemahnya Political Will Pemerintah Pusat