Kolaborasi Baru untuk Cagar Budaya Bawah Air
Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon baru-baru ini kedatangan tamu penting dari Australia. Arkeolog ternama sekaligus guru besar Flinders University, Martin Polkinghorne, diterima langsung di kantor Kemenbud untuk membahas sebuah inisiatif besar.
Pertemuan ini bukan sekadar formalitas belaka. Menurut sejumlah saksi, obrolan mereka berlangsung cukup cair dan membuka jalan bagi kolaborasi strategis antara Indonesia dan universitas asal Negeri Kanguru itu. Fokus utamanya? Restitusi dan repatriasi cagar budaya bawah air yang selama ini tercecer.
Martin, dengan semangat yang terpancar jelas, memaparkan rencana proyek bertajuk 'Reuniting Orphaned Cargoes'. Intinya, proyek ini punya tiga tujuan utama. Yang pertama tentu saja komitmen untuk mengembalikan benda-benda bersejarah itu ke tempat asalnya. Lalu, memperluas kesempatan studi di bidang arkeologi. Tak ketinggalan, upaya membangun kapasitas museum agar bisa merawat dan memamerkan koleksi dengan lebih baik.
“Proyek ini sejalan dengan apa yang dikerjakan oleh Kementerian Kebudayaan untuk restitusi, repatriasi, dan restorasi objek budaya yang merupakan milik Indonesia,” ujar Fadli Zon, Kamis (20/11/2025). Sambutannya ternyata sangat positif.
Di sisi lain, Martin juga menekankan aspek keberlanjutan. Bagi dia, ini bukan cuma soal mengambil benda dari dasar laut. Lebih dari itu, ada potensi pariwisata berkelanjutan, dampak ekonomi bagi masyarakat lokal lewat workshop, dan tentu saja, membangun narasi menarik di balik setiap artefak keramik yang ditemukan. Apalagi, Nusantara dikenal punya banyak titik kapal karam yang erat kaitannya dengan jalur rempah masa lalu.
Artikel Terkait
Awan Panas Semeru Lukai Tiga Warga, Kondisih Korban Masih Dipantau Ketat
Kebakaran Picu Evakuasi Dadakan di Tengah KTT Iklim COP30 Brasil
Kobaran Api Kacaukan Konferensi Iklim COP30 di Brasil
Kaesang Pacu Kader PSI Sulteng: Kita Tahu Cara Jadi Juara