"Anak-anak dalam video viral itu adalah anak-anak yang berada di bawah pengawasan orang tua mereka masing-masing," jelas Gus Elham.
Respons Tegas Kementerian Agama
Merespons viralnya video tersebut, Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan pernyataan tegas. Kementerian Agama menegaskan sikapnya yang tidak mentolerir segala bentuk kekerasan dan pelecehan, baik secara fisik, verbal, maupun seksual.
"Kami tidak menoleransi sedikit pun tindakan yang dapat mencederai martabat kemanusiaan. Sebagai Menteri Agama dan sebagai sesama manusia, saya menegaskan bahwa segala hal yang bertentangan dengan moralitas harus menjadi musuh bersama," kata Menag Nasaruddin Umar dalam keterangan resminya.
Menag menekankan bahwa lembaga pendidikan, termasuk madrasah dan pesantren, harus menjadi ruang yang aman dan bermartabat bagi setiap peserta didik. Lembaga pendidikan agama diharapkan dapat menjadi contoh ideal bagi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang nyaman.
Kemenag juga mengingatkan adanya Surat Keputusan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tentang Madrasah dan Pesantren Ramah Anak. Kebijakan ini bertujuan memastikan pemenuhan hak anak sebagai peserta didik dan melindungi mereka dari segala bentuk tindakan kekerasan.
Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafii, menambahkan bahwa pihaknya akan meningkatkan pengawasan. Terkait dengan insiden ini, diperlukan upaya untuk membina pihak terkait agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kemenag sepakat dengan suara publik yang menyatakan bahwa tindakan dalam video tersebut adalah tindakan yang tidak pantas," pungkas Wamenag Romo Syafii.
Artikel Terkait
Polisi Tetapkan Lima Tersangka Pembakar Polsek Muara Batang Gadis, Dua Belas Anggota Dicopot
BNPB Kirim 1.500 Ton Bantuan Banjir, Pasokan Juga Dibelikan dari Medan dan Padang
Dari Keraguan ke Keyakinan: Perjalanan Seorang Konsultan Menemukan Ketenangan di Dunia Digital
Novel Baswedan Soroti SP3 KPK: Pintu Intervensi Terbuka Lebar?