Restra Lemah: Akar Masalah RKAT Lembaga Zakat yang Tidak Optimal
Banyak lembaga zakat di Indonesia menghadapi kendala serius dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) dengan efektif. Akar permasalahannya terletak pada Rencana Strategis (Restra) yang tidak kuat dan kurang adaptif terhadap perubahan.
Restra sebagai Fondasi Utama RKAT
Restra berperan sebagai peta besar yang menentukan arah organisasi, sementara RKAT merupakan rute detail dan kendaraan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebuah analogi menggambarkan Restra sebagai peta perjalanan dari Solo ke Surabaya, sedangkan RKAT adalah rute spesifik yang dipilih, apakah menggunakan bus, truk, atau kereta api. Tanpa peta yang jelas, perjalanan menjadi tidak terarah.
Penting untuk dipahami bahwa kualitas RKAT sangat bergantung pada kekuatan Restra. Jika dokumen strategis ini "kurang gizi", maka implementasi RKAT tahunan akan mengalami "stunting" atau keterhambatan perkembangan. Keberhasilan RKAT tidak mungkin melebihi kualitas Restra yang menjadi dasarnya.
Integrasi Perencanaan Jangka Panjang dan Tahunan
Banyak lembaga zakat terjebak dalam pola menyusun RKAT setiap tahun secara terpisah, tanpa menghubungkannya dengan rencana jangka panjang. Padahal, RKAT seharusnya menjadi bagian integral dari desain strategis lima hingga sepuluh tahunan organisasi.
Setiap RKAT tahunan harus terhubung erat dengan tahun sebelumnya dan tahun berikutnya. Jika hubungan ini tidak dirancang dengan sengaja, hasil yang dicapai akan kehilangan unsur keberlanjutan dan dampak jangka panjang.
Artikel Terkait
Pertemuan di Rumah Bahlil: Penguatan Koalisi atau Awal Retakan?
Empat Parpol Serius Dorong Pilkada Kembali ke DPRD, Demokrat Ingatkan Bahaya Oligarki
Damaskus Luncurkan Pound Baru, Gambar Buah Gantikan Wajah Tokoh
Dosen UIM Dipecat Usai Viral Meludahi Pegawai Swalayan