Kekhawatiran memuncak sekitar pukul 21.30 WIB. Setelah pulang dari minum jamu di daerah Ulujami, Tugimin menyadari bahwa sandal Alvaro masih belum ada di depan rumah. Ia pun segera bergegas mencari cucunya ke berbagai tempat.
"Saya muter nyari-nyari cucu saya. Kok gak ada. Saya tanya teman-temennya main, teman-temennya yang nyamperin juga dia bilang 'aku enggak main bareng sama Alvaro, aku nggak tahu, enggak nyampur'," ungkap Tugimin. Pencarian saat itu tidak membuahkan hasil.
Proses Pelaporan ke Polisi
Di malam yang sama, Tugimin langsung melaporkan kehilangan tersebut ke Polsek Pesanggrahan. Namun, laporan belum dapat diterima karena waktu kejadian masih kurang dari 24 jam. Keesokan harinya, Tugimin kembali melapor dan diarahkan untuk membuat laporan di Polres Metro Jakarta Selatan karena penanganan kasus anak di bawah umur.
"Saya diantar sama dari Polsek itu diantar. Sampai jam setengah 12 malam baru selesai buat laporan," jelas Tugimin.
Pencarian Bersama
Setelah laporan polisi dibuat, berbagai pihak segera bergerak. Rumah Tugimin dipadati oleh aparat polisi, pegawai kelurahan, dan anggota Karang Taruna setempat. Pencarian intensif pun segera dilaksanakan. Sayangnya, hingga saat ini belum ada kabar baik mengenai keberadaan Alvaro Kiano Nugroho.
"Udah tuh dari polsek, polres, pada datang semua. Sampai saat ini belum ada keterangan diketemukan," ucap Tugimin dengan harapan yang semakin menipis.
Artikel Terkait
Bambu atau Beton: Pilihan yang Menguji Makna Rumah Ibadah di Desa
Induk Simpanse dan Pukulan Kasih Sayang di Alam Liar
Maruf Amin Mundur: Uzlah Pribadi atau Pergeseran Politik?
Aksi Vandalisme Warnai Perayaan Natal di Berbagai Kota India