Dedikasinya yang luar biasa diakui secara internasional. Pada tahun 1957, Senat Guru Besar Universitas Al-Azhar menganugerahinya gelar "Syaikhah". Ini merupakan gelar kehormatan pertama di dunia yang diberikan kepada seorang perempuan, sebuah pencapaian yang sangat membanggakan.
Pejuang Kemerdekaan yang Tangguh
Di luar dunia pendidikan, Rahmah juga aktif berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Keterlibatannya dalam perjuangan fisik membuatnya dijuluki "Ibu Pasukan Ekstrimis" dan "Pelopor Sabil Muslimat". Ia bahkan pernah merasakan pahitnya menjadi tahanan politik Belanda.
Aktivitas Politik Pasca Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, Rahmah turut membidani berdirian Partai Masyumi di Minangkabau. Ia kemudian mengabdikan diri sebagai anggota parlemen mewakili wilayah Sumatera Tengah, melanjutkan kontribusinya untuk bangsa.
Penghargaan untuk Rahmah El Yunusiyah
Sebelum gelar Pahlawan Nasional, pemerintah Indonesia telah menganugerahkan Bintang Mahaputra Adipradana atas jasa-jasanya. Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional pada 2025 ini semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Warisan yang Tetap Abadi
Hingga saat ini, Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang yang didirikannya tetap berdiri tegak dan terus berkontribusi aktif dalam memajukan pendidikan Islam bagi perempuan di Indonesia. Lembaga ini telah berkembang mencakup pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, mewujudkan cita-cita luhur pendirinya.
Artikel Terkait
Skor Pengawasan Bekasi Anjlok, KPK Soroti Kerapuhan di Sektor Rawan
Polda Kalbar Kejar Cukong di Balik Tambang Emas Ilegal
PKS Masih Timbang-timbang, Koalisi Sudah Sepakat Soal Pilkada Lewat DPRD
SIM Palsu Sopir Bus Krapyak Diungkap, 16 Nyawa Melayang