Beathor Suryadi Serukan Kebangkitan Kaum Kiri untuk Lawan Kapitalisme Global

- Senin, 10 November 2025 | 13:50 WIB
Beathor Suryadi Serukan Kebangkitan Kaum Kiri untuk Lawan Kapitalisme Global

Beathor Suryadi: Kaum Kiri Harus Kembali Hadir untuk Lawan Kapitalisme dan Penjajahan Gaya Baru

Politikus senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, kembali menyuarakan pandangan kritisnya mengenai tantangan bangsa Indonesia dalam menghadapi kapitalisme global. Ia menyoroti melemahnya kekuatan politik nasional yang seharusnya menjadi penegak kedaulatan rakyat.

Menurut Beathor, semangat nasionalisme dan kebangsaan saat ini kehilangan jiwa perjuangannya. Hal ini terjadi karena peran serta kaum kiri dalam percaturan politik Indonesia dinilai telah absen.

"Saat berjuang kita bersama kaum kiri melawan penjajahan. Saat Orde Baru, kaum kiri tersingkir dan terbuang. Dan negara bangsa ini dikuasai oleh kaum kapitalis kolonialisme," ujar Beathor dalam pernyataannya.

Beathor menegaskan bahwa sejarah panjang Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kontribusi kaum kiri. Kelompok ini terdiri dari para pemikir, aktivis, dan pekerja yang menjadikan keadilan sosial serta kemandirian ekonomi sebagai napas perjuangan kemerdekaan.

Ia mengingatkan, nasionalisme sejati Indonesia tidak hanya dibangun di atas identitas kebangsaan, tetapi juga berlandaskan fondasi keadilan sosial yang kokoh. Gagasan ini dahulu diperjuangkan oleh tokoh-tokoh republik awal seperti Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Sutan Sjahrir.

"Budaya bangsa ini mengharuskan kaum kiri ikut hadir melawan penjajahan. Karena tanpa kekuatan kiri, arah perjuangan bangsa ini akan pincang," tegasnya.

Beathor memaparkan bahwa pengaruh kapitalisme global telah merasuki berbagai sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, politik, hingga kebudayaan. Indonesia, dalam pandangannya, secara perlahan berubah menjadi "tanah jajahan" bentuk baru.

Dalam analisisnya yang mendalam, Beathor juga menyatakan bahwa kekuatan Islam politik dan nasionalis dinilai belum mampu menandingi dominasi kapitalisme global.

"Ternyata kekuatan Islam dan nasionalis tidak mampu melawan kapitalisme dan imperialisme," jelasnya.


Halaman:

Komentar