Daftar Lengkap 10 Pahlawan Nasional yang Baru Ditetapkan
Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh. Pengumuman penting ini menyoroti kontribusi para tokoh dari berbagai bidang, mulai dari kepemimpinan nasional, diplomasi, hingga perjuangan hak buruh.
Berikut adalah daftar sepuluh Pahlawan Nasional terbaru beserta profil singkat perjalanan hidup dan jasanya bagi bangsa Indonesia.
1. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari Jawa Timur
Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur, lahir di Jombang pada 7 September 1940. Beliau menjabat sebagai Presiden Indonesia keempat dari 1999 hingga 2001. Sebagai mantan Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa, Gus Dur dikenal sebagai pejuang demokrasi dan pluralisme. Pemikiran dan kebijakannya banyak diwarnai semangat untuk membela kaum minoritas dan memajukan toleransi antarumat beragama.
2. Jenderal Besar TNI Soeharto dari Yogyakarta
Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia, lahir di Kemusuk, Bantul, pada 8 Juni 1921. Karier militernya yang gemilang termasuk memimpin pasukan merebut kembali Yogyakarta dari Belanda pada 1949 dan menjadi Panglima Mandala untuk pembebasan Irian Barat. Ia memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade dengan periode yang dikenal sebagai Orde Baru sebelum wafat pada 27 Januari 2006.
3. Marsinah dari Jawa Timur
Marsinah, seorang aktivis buruh, lahir di Nganjuk pada 10 April 1969. Ia bekerja di PT CPS di Sidoarjo dan aktif memperjuangkan hak-hak buruh melalui Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. Tragedi meninggalnya yang tragis pada Mei 1993 setelah mengikuti unjuk rasa menjadi simbol perjuangan dan perlawanan terhadap ketidakadilan, menginspirasi banyak kalangan untuk terus memperjuangkan hak-hak pekerja.
4. Mochtar Kusumaatmadja dari Jawa Barat
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929. Sebagai ahli hukum internasional, ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia dari 1978 hingga 1988. Kontribusinya yang paling menonjol adalah dalam perundingan batas wilayah darat dan laut Indonesia, termasuk Konsep Wawasan Nusantara yang mempersatukan kepulauan Indonesia.
Artikel Terkait
Terapi Oksigen Hiperbarik RS Yarsi Pulihkan Gendang Telinga Korban Ledakan SMAN 72
Jusuf Kalla Bela Gelar Pahlawan Soeharto: Amal Lebih Banyak daripada Dosa
Topan Super Fung-wong Hantam Filipina: 4 Tewas, Jutaan Warga Dievakuasi
Prof Arif Satria Dilantik Prabowo Jadi Kepala BRIN, Segera Mundur dari Rektor IPB