Di mata keluarganya, Atim dikenal sebagai sosok sederhana, pekerja keras, dan sangat bertanggung jawab. Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, ia menjadi tulang punggung keluarga sejak orang tuanya meninggal.
“Kakak saya orangnya tidak pernah menolak kalau diajak ronda. Dia selalu bilang, ‘kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi’,” kenang adiknya, Siti Komariah, dengan haru. Keluarga merasa kehilangan namun bangga karena Atim gugur saat menunaikan tugas mulia.
Komitmen Kementerian Sosial Dampingi Keluarga Korban
Kementerian Sosial tidak hanya memberikan santunan duka. Gus Ipul menegaskan akan dilakukan asesmen lanjutan dan pendampingan berkelanjutan untuk keluarga almarhum. Bantuan yang diberikan meliputi rehabilitasi sosial, dukungan psikologis, dan pemberdayaan ekonomi.
“Kami tidak hanya berhenti pada santunan. Kami akan dampingi keluarga hingga benar-benar pulih,” janji Gus Ipul. Dukungan serupa juga akan diberikan kepada dua rekan Atim, Bima dan Rukin, yang dinilai juga berjasa.
Teladan Kepahlawanan di Era Modern Menjelang Hari Pahlawan
Momen menjelang peringatan Hari Pahlawan 10 November membuat pengorbanan Atim semakin bermakna. Mensos Gus Ipul mengajak masyarakat meneladani semangat para pahlawan, termasuk pahlawan kecil di lingkungan seperti Atim.
“Almarhum Atim adalah pahlawan kecil di lingkungannya. Beliau berbuat lebih untuk kepentingan bersama. Inilah semangat kepahlawanan yang harus kita hidupkan kembali,” pungkas Mensos. Masyarakat juga diimbau untuk mengheningkan cipta selama 60 detik pada pukul 08.15 WIB sebagai bentuk penghormatan.
Artikel Terkait
Polisi Tetapkan Lima Tersangka Pembakar Polsek Muara Batang Gadis, Dua Belas Anggota Dicopot
BNPB Kirim 1.500 Ton Bantuan Banjir, Pasokan Juga Dibelikan dari Medan dan Padang
Dari Keraguan ke Keyakinan: Perjalanan Seorang Konsultan Menemukan Ketenangan di Dunia Digital
Novel Baswedan Soroti SP3 KPK: Pintu Intervensi Terbuka Lebar?