- Masyarakat yang mudah dilumpuhkan dengan pemberian uang (angpao).
- Negara yang telah dikuasai oleh pemilik modal besar atau oligarki.
- Kekuatan rakyat yang terpecah belah akibat tekanan untuk mempertahankan hidup.
- Para pejabat negara yang terjebak dalam pola hidup "enjoy life" dan telah menjadi bagian dari sistem oligarki dari pusat hingga daerah.
Ia menambahkan bahwa konsolidasi kekuatan rakyat masih sangat berat. Tantangan lainnya adalah belum munculnya pemimpin pergerakan yang berani dengan tekad baja untuk membela rakyat tertindas, serta tidak adanya logistik yang memadai untuk mendukung perlawanan.
Pidato Presiden dan Dukungan pada Oligarki
Sutoyo menilai penderitaan rakyat justru diperparah oleh pidato Presiden yang dianggapnya hanya omong kosong. Terdapat sinyal kuat bahwa Presiden akan membela dan mengamankan program-program oligarki, termasuk menjadi tameng untuk kelanjutan program PIK 1 sampai 11.
Dampak Jangka Panjang Oligarki
Diungkapkannya, praktik perampasan dan pengurasan tanah rakyat, laut, serta sumber daya alam akan terus berlangsung. Jika tidak dihentikan, hal ini akan berlanjut hingga sumber kekayaan alam habis, yang pada akhirnya berpotensi mengarah pada pembubaran Indonesia.
Artikel Terkait
Kejagung Serahkan Rp 6,6 Triliun ke Kas Negara, Begini Cara Mengamankan Uang Sebanyak Itu
Malam Khidmat di Katedral, Ribuan Umat Padati Misa Natal
DDII Jabar Tegaskan Sikap: Imbau Umat Islam Hindari Ucapan dan Atribut Natal
Setahun Memimpin, Prabowo Tegaskan Kunci Pemerintahan Efektif Ada di Meritokrasi