Sela menambahkan dugaan bahwa pelaku membawa bom dengan niat balas dendam dan bunuh diri, yang didorong oleh perasaan sering menjadi korban perundungan.
Menurut kesaksian, tidak ada indikasi atau tanda mencurigakan yang terlihat sebelum peristiwa terjadi. Kegiatan pagi hari di sekolah, termasuk program Adiwiyata, berjalan seperti biasa tanpa gangguan.
Seorang guru bernama Toto yang berada di dalam masjid saat kejadian turut memberikan kesaksian. Ia menyatakan sedang berada di belakang imam ketika ledakan terjadi, yang kemudian menyebabkan kepanikan dan sejumlah siswa terluka.
Tim sekolah dan petugas keamanan segera melakukan evakuasi terhadap para korban. Laporan telah disampaikan kepada kepolisian dan tim Jibom (Penjinak Bom). Hingga saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan untuk memastikan jenis bahan peledak dan motif di balik insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta ini.
Artikel Terkait
UMP Jatim 2026 Resmi Naik, Tembus Rp2,4 Juta
Anggota DPR Ingatkan AS: Kritik ke Israel Bukan Antisemit, Tapi Sikap Anti-Penjajahan
Misi Evakuasi Medis Berujung Duka: Pesawat Angkatan Laut Meksiko Jatuh di Lepas Pantai Texas
Gen Z dan Tarot: Mencari Pegangan di Tengah Badai Kecemasan