"Mereka kurang pengetahuan dan cenderung hanya menganggap risiko yang mereka kenal saja sebagai sesuatu yang perlu diwaspadai," terangnya.
Oleh karena itu, perubahan pola pikir dari sikap "bagaimana nanti" menjadi "nanti bagaimana"—dari pasif menjadi antisipatif—merupakan langkah krusial yang harus didorong.
Pentingnya Manajemen Risiko Pembangunan Nasional dan Data yang Akurat
Dalam forum yang sama, Prakosa Grahayudiandono dari Bappenas menegaskan pentingnya penerapan Manajemen Risiko Pembangunan Nasional (MRPN). Pendekatan ini diharapkan membuat kebijakan pembangunan lebih adaptif.
Sementara itu, Dr. Nurma Midayanti dari BPS menekankan peran vital data statistik yang akurat untuk pemetaan risiko sosial-ekonomi. "Tanpa data yang kredibel, sulit bagi masyarakat memahami arah pembangunan," ujarnya.
Harapan untuk Masa Depan
Rachmadin Ismail dari Tirto.id berharap melalui diskusi seperti ini, kesadaran risiko masyarakat dapat meningkat, tidak hanya dalam hal mitigasi bencana tetapi di seluruh aspek kehidupan. Harapannya, kebijakan pemerintah ke depan dapat lebih mempertimbangkan aspek risiko.
Artikel Terkait
Zohran Mamdani Menang: Kemenangan Rakyat Atas Kekuatan Modal di New York
Diversifikasi Katering Haji: Strategi Kunci Atasi Risiko 221 Ribu Jemaah
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Tegaskan Prajurit TNI AD Tak Boleh Berkhianat: Ini Arahan Lengkapnya
Gubernur Riau Abdul Wahid Tersangka KPK: Diduga Minta Jatah Preman Rp7 Miliar & Terapkan Aturan Satu Matahari