Meskipun demikian, masih ada segelintir politisi yang bekerja dengan tulus dan tanpa pamrih. Sayangnya, kontribusi mereka sering tenggelam dalam hiruk-pikuk politik pencitraan yang mendominasi ruang publik.
Pertanyaan mendasar perlu diajukan: Apakah partai politik masih relevan mengutamakan simbolisme seperti bendera dan logo? Atau justru rakyat telah jenuh dengan wajah-wajah yang sama yang menghiasi setiap sudut kota?
Sudah saatnya evaluasi mendalam dilakukan. Waktunya telah tiba untuk beralih dari memamerkan bendera menuju membangun kepercayaan. Bangsa ini tidak membutuhkan lebih banyak poster atau slogan, melainkan lebih banyak keteladanan dan kejujuran dalam praktik berpolitik.
Kita harus kembali kepada esensi politik yang sesungguhnya — bukan politik sebagai alat kekuasaan, tetapi politik sebagai sarana membangun bangsa dan mensejahterakan rakyat.
Artikel Terkait
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Rampung, Menuju Tahap Editing Menuju Peluncuran Desember 2025
Guru Silat Cabul di OKU Timur Tipu Korban dengan Ritual Pengusiran Ular Gaib
8 Tugu Ikonik di Pontianak: Simbol Sejarah & Wisata Kota Khatulistiwa
OTT KPK Riau: Gubernur Abdul Wahid Ditangkap Usai Kabur, Modus Jatah Preman Rp 7 Miliar