Meskipun demikian, masih ada segelintir politisi yang bekerja dengan tulus dan tanpa pamrih. Sayangnya, kontribusi mereka sering tenggelam dalam hiruk-pikuk politik pencitraan yang mendominasi ruang publik.
Pertanyaan mendasar perlu diajukan: Apakah partai politik masih relevan mengutamakan simbolisme seperti bendera dan logo? Atau justru rakyat telah jenuh dengan wajah-wajah yang sama yang menghiasi setiap sudut kota?
Sudah saatnya evaluasi mendalam dilakukan. Waktunya telah tiba untuk beralih dari memamerkan bendera menuju membangun kepercayaan. Bangsa ini tidak membutuhkan lebih banyak poster atau slogan, melainkan lebih banyak keteladanan dan kejujuran dalam praktik berpolitik.
Kita harus kembali kepada esensi politik yang sesungguhnya bukan politik sebagai alat kekuasaan, tetapi politik sebagai sarana membangun bangsa dan mensejahterakan rakyat.
Artikel Terkait
Banjir Bandang Hantam Pemandian Air Panas 13 Guci, Pipa dan Jembatan Hanyut
Kebakaran Gardu Induk PG&E Gelapkan San Francisco, 130.000 Pelanggan Terdampak
Wisata Air Panas Pancuran 13 Guci Ditutup Sementara Pasca Banjir Bandang
Di Balik Sikap Menolak Bantuan Asing: Nasionalisme atau Nyawa yang Terancam?