Budi Arie Masuk Gerindra: Kuda Troya Jokowi untuk Pilpres 2029?

- Selasa, 04 November 2025 | 17:50 WIB
Budi Arie Masuk Gerindra: Kuda Troya Jokowi untuk Pilpres 2029?

Budi Arie beradaptasi dengan struktur Gerindra tanpa mengubah orientasi signifikan - menjadi bagian mesin politik tanpa ruang strategis.

Pola Instrumentalisasi

Gerindra memanfaatkan Projo sebagai alat mobilisasi elektoral semata, tanpa akses nyata pada pengambilan keputusan.

Pola Penetrasi

Skema paling menarik dimana terjadi penyusupan terencana untuk menanamkan pengaruh dari dalam - yang sering disebut sebagai "kuda troya politik".

Kalkulasi Pragmatis Prabowo

Prabowo sebagai politisi pragmatis mungkin melihat manfaat jangka pendek lebih besar: dukungan basis Jokowi, stabilitas politik, dan citra kesinambungan pemerintahan. Sementara Jokowi mendapat keuntungan perlindungan politik dan saluran pengaruh kebijakan.

Risiko dan Tantangan Internal

Masuknya figur luar dengan sejarah panjang di kubu Jokowi berpotensi memicu resistensi internal Gerindra yang mengedepankan militansi dan disiplin kader. Pengelolaan keseimbangan ini menjadi kunci menghindari friksi internal.

Transformasi Politik Pasca-Jokowi

Manuver ini mencerminkan transformasi politik dari loyalitas personal menuju kalkulasi struktural. Politik relawan berhadapan dengan realitas kekuasaan: siapa yang tidak masuk sistem, akan dilupakan.

Budi Arie sebagai Simbol Transisi

Budi Arie bukan sekadar tokoh politik, melainkan simbol transisi politik Indonesia - membawa jejak Jokowi sekaligus mencerminkan wajah baru politik yang pragmatis, cair, dan penuh transaksi.

Sejarah akan membuktikan apakah ini strategi kuda troya atau aliansi baru. Yang pasti, dalam politik Indonesia yang dinamis, kesetiaan jarang mati - ia hanya berganti tempat berlabuh.

Penulis adalah Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), kandidat doktor Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran.


Halaman:

Komentar